SejarahUtama

4 Teori Masuknya Islam di Indonesia

×

4 Teori Masuknya Islam di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Pernahkah berpikir, dari mana asalnya Islam yang tumbuh subur di Indonesia? Pada abad berapa Islam masuk di Indonesia? Mari telaah, keempat teori masuknya Islam di Indonesia.
Masuknya Islam ke Indonesia. (Sumber: Wikipedia)

Pernahkah berpikir, dari mana asalnya Islam yang tumbuh subur di Indonesia? Pada abad berapa Islam masuk di Indonesia? Mari telaah, keempat teori masuknya Islam di Indonesia.

Penulis Samsul Arifin, Guru MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem

Tagar.co – Indonesia merupakan suatu negara yang mayoritas penduduknya Islam. Padahal, sebelum Islam datang, penduduk Indonesia sudah menganut ajaran Kapitaya, Hindu, dan Buddha. Untuk itu, marilah kita menelaah beberapa teori masuknya Islam di Indonesia!

Ada empat teori yang terkenal. Yaitu teori Makkah, Persia, Gujarat dan Tiongkok. Berikut ini penjelasannya:

1. Teori Makkah

Menurut teori Makkah, Islam masuk di Indonesia pada abad ke-7 M. Dibawa langsung oleh orang-orang Timur Tengah.

Merujuk Supriatna (2006:27), teori ini di dukung oleh Hamka, Van leur dan T. W. Arnold. Ketiga tokoh tersebut mengatakan, pada abad ke-13 M terdapat kekuasaan politik Islam. Dengan demikian, Islam masuk di Indonesia jauh sebelum abad ke-13, yaitu diperkirakan pada abad ke-7.

Pendapat ini diperkuat oleh beberapa fakta dan data Ilmiah berikut ini. Pertama, merujuk Rizam Aizid (2022:280), pada abad ke-7 M tahun 674, di pantai Sumatra sudah terdapat perkampungan Islam.

Kedua, terdapat kerajaan Islam pertama yaitu Samudera Pasai yang merupakan penganut madzhab Syafi’i sedangkan Makkah dan Mesir merupakan penganut terbesar mazhab Syafi’i. Artinya, Islam yang masuk di Indonesia berasal dari Makkah.

Baca Juga:  PKI dan Rencana Jahat Pembubaran HMI

Ketiga, gelar raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al-Malik. Gelar ini berasal dari Mesir.

Baca juga: Apa dan Siapa Sebenarnya yang Dimaksud Jahiliah?

2. Teori Persia

Menurut teori Persia, Islam masuk di Indonesia pada Abad ke-13 M dan dibawa oleh orang-orang persia. Teori ini di dukung oleh Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat dalam buku Rizam Aizid (2016:3). Berikut landasannya:

Pertama, ada peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan Husein. Peringatan ini sangat dijunjung tinggi oleh orang Syi’ah/Islam Iran. Di Sumatra, acara ini dikenal dengan Tabuik/Tabuk.

Kedua, ada kesamaan ajaran sufi yang dianut Syekh Siti Jenar dengan sufi Iran yaitu Al-Hallaj. Dari kedua sufi tersebut mempunyai kesamaan baik dari segi ajarannya hingga kematiannya.

Ketiga, ada penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab atau tanda-tandanya.

Keempat, ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik pada tahun 1419. Beliau merupakan ulama yang menyebarkan agama Islam di Indonesia dari Kashan Persia.

Kelima, ada perkampungan Leren/Leran di daerah Gresik. Leren merupakan nama salah satu pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat.

Baca juga: Kondisi Masyarakat Indonesia sebelum Islam Datang

3. Teori Gujarat

Menurut teori Gujarat, Islam masuk di Indonesia pada abad ke-13 M, dibawa oleh orang-orang Gujarat (Cambay, India). Pendapat ini dikemukakan oleh Snouck Hurgronje.

Baca Juga:  Sejarah Lahirnya Metode Iqro' di Mata Mitsuo Nakamura

Merujuk Hanatul Ula Maulidya (2022:4), teori ini diperkuat dengan temuan batu nisan sultan pertama kerajaan Samudera Pasai yang menyerupai corak nisan Hinduistis. Yaitu makam Sultan Malik As-Saleh yang wafat pada tahun 1297.

Selain itu, ada kemiripan terhadap praktik-praktik keagamaan. Terutama mengenai ajaran mistik Islam yang ada dan berkembang di Nusantara. Sehingga teori Gujarat ini mirip dengan Agama Hindu. Perubahan sosial, politik, ekonomi dan budaya tidak terlepas dari pengaruh Hindia.

4. Teori Tiongkok

Teori ini menyatakan, Islam masuk di Indonesia pada abad ke-7 M. Etnis Cina Muslim sangat berperan dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.

La Ju Su dalam Jurnal teori masuknya Islam di Nusantara dan perkembangan pendidikan masa awal di Aceh (2023:76-84) menjelaskan, teori ini didukung keberadaan komunitas Islam yang besar di Guangdong. Tidak mustahil bagi Islam masuk ke Nusantara karena besarnya pelayaran untuk masuk ke Nusantara di bawah pengaruh Islam Cina.

Di samping itu, teori ini didasarkan pada pandangan bahwa Islam melewati Cina dan menyebar ke Indonesia melalui pedagang Cina. Pedagang Cina dikenal sebagai pedagang yang sangat mobile.

Selain itu, bukti lainnya yang mendukung teori Cina adalah adanya imigrasi Tionghoa Muslim ke Jawa. Juga lahirnya beberapa keturunan Tionghoa. Seperti Kerajaan Demak (Raden Patah) yang dulunya memiliki keturunan Tionghoa. Yang paling populer adalah kisah nyata Laksamana Cheng Ho.

Baca Juga:  22 Tahun Pimpin Muhammadiyah, Pak AR Tak Punya Rumah

Itulah empat teori masuknya Islam di Indonesia. Dari keempat teori tersebut, berbagai sumber menyatakan, teori yang paling kuat ialah Teori Makkah. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. (#)

Penyunting Sayyidah Nuriyah