Dakwah Tak Hanya di Mimbar, Nasyiah Brondong Masifkan lewat Digital

0
Dakwah di era digital tidak hanya terbatas di atas mimbar. PCNA Brondong ingin mencetak daiah-daiah di ruang maya, dengan menggelar pelatihan dakwah.
Musfiroh, M.Pd. saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Pelatihan Be a Content Creator Dakwah Digital PCNA Brondong. (Tagar.co/Mafazah Helna)

Dakwah di era digital tidak hanya terbatas di atas mimbar. PCNA Brondong ingin mencetak daiah-daiah di ruang maya, dengan menggelar pelatihan dakwah.

Tagar.co – Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Brondong, Lamongan, Jawa Timur sukses menggelar pelatihan menjadi konten kreator dakwah digital, Ahad, (17/11/2024). Acara diselenggarakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Labuhan.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur, Erfin Walida Rahmania. Acara dibuka oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Brondong, Drs. Mat Iskan.

Dalam sambutannya, Mat Iskan mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh PCNA Brondong ini. Dia juga berharap, semua yang hadir bisa melahirkan gerakan dakwah.

“Kaum hawa harus bisa mengambil peran dalam berdakwah. Seluruh dimensi kehidupan ini adalah objek untuk berdakwah. Sehingga perlu untuk dipelajari, dicoba, dimasuki. Agar dakwah kita bukan hanya sekedar di teks literasi, di kantor. Tapi membumi di lorong-lorong kehidupan dan semua itu tersentuh oleh dakwah,” katanya.

Mat Iskan menekankan, kegiatan ini adalah salah satu bagian dari upaya untuk mengembangkan diri, sehingga akan tumbuh tiga hal dalam diri.

“Pertama adalah iman. Kedua ilmu. Lalu dari ilmu dituntut melahirkan amal. Kegiatan ini adalah bagian dari amal. Jadi aktivitas adik-adik semua itu dituntut menghasilkan ilmu yang kemudian harus bisa ditransformasikan untuk hidup dan kehidupan. Nasyiah harus mengambil peran yang strategis,” tandasnya.

Baca juga: Nasyiah Brondong Sulap Bau Amis Ikan Bernilai Rupiah

Merespon Dunia Digital

Sementara itu, Ketua PCNA Brondong, Musfiroh M.Pd. mengajak seluruh anggota Nasyiah untuk mensyukuri nikmat yang sederhana tapi penuh makna. Nikmat itu adalah dengan dikumpulkannya kader Nasyiah oleh Allah di GDM Labuhan. “Insya Allah niatnya sama yakni menuntut ilmu,” ucapnya.

Selanjutnya, dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada PCM Brondong, PRM Labuhan, personalia PCNA dan seluruh kader PRNA Se-Cabang Brondong. Karena sudah meluangkan waktunya untuk hadir dalam setiap momen kegiatan PCNA.

“Saya juga mengucapkan terima kasih khusus kepada PRNA Labuhan selaku tuan rumah. Atas segala jerih payah dan ikhtiarnya mempersiapkan acara ini dengan sangat luar biasa. Semoga PRNA labuhan tidak trauma,” ucapnya dengan tersenyum.

Firoh menambahkan, saat ini sangat penting bagi kader Nasyiah untuk merespon fenomena digital. “Kita tidak bisa menghindari dunia teknologi yang sudah semakin canggih. Jangan sampai kita gaptek. Setidak-tidaknya, pelatihan ini menjadi salah satu usaha kita untuk tahu dunia saat ini,” paparnya.

Dia juga mengatakan, bahwa di era saat ini, dakwah itu memang harus fleksibel. “Kalau dulu dakwah itu hanya untuk para ulama dan dai di atas mimbar. Tapi hari ini tidak sebatas itu,” lanjutnya.

Baca juga: Nasyiah Brondong Belajar Seluk Beluk Pembuatan Kerupuk

Setiap Kader Pendakwah

Menurutnya, kita sebagai generasi nasyiah ini juga sejatinya adalah para pendakwah. “Meskipun dengan cara yang sangat sederhana. Apa itu? Yakni berdakwah untuk keluarga kita. Menjadi pribadi yang positif di tengah-tengah masyarakat,” ulasnya.

Dia menambahkan, setiap pribadi kita menjadi pendakwah dengan menunjukkan sikap akhlakul karimah di setiap aspek. Baik di dalam rumah tangga, apalagi di lingkungan sekitar. “Tentu saja bukan karena riya. Tapi karena setiap kebaikan yang kita tanaman akan kita tuai hasilnya. Jadi dakwah kita harus fleksibel,” tandasnya.

Guru MTs Muhammadiyah 25 Brondong itu mengajak seluruh kader nasyiah agar mengoptimalkan dakwah dengan digital. “Karena sekarang kita hidup di era digital. Maka hari ini kita belajar itu,” ujarnya.

Menurut Firoh, dakwah juga harus insklusif meskipun Nasyiatul Aisyiyah berlabel dan bergerak dalam keperempuanan. “Tapi dakwah kita tidak boleh sebatas itu. Kalau memang kita bisa menampung semua apa salahnya. Dakwah kita juga harus totalitas. Tidak boleh separuh-separuh,” tegasnya.

Dia juga mengajak kader Nasyiah agar ketika sudah merasa yakin di NA, maka niatkanlah untuk berdakwah. “Dakwah kita di NA ini insya Allah adalah sebuah jihad fi sabilillah. Maka jangan banyak alasan,” katanya.

Menurutnya, tidak ada yang sulit karena Allah selalu membersamai kita. “Saya berharap teman-teman di ranting bisa membagi, membagikan ide-ide program kerja lainnya. Sehingga program kerja kita tidak hanya top down, tapi juga bisa bottom up,” pungkasnya. (#)

Jurnalis Lilik Maftuhatul Jannah Penyunting Nely Izzatul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *