Gaya Belajar Anak Bergeser dari Buku ke HP
Gaya belajar anak zaman internet telah berubah. Orang tua harus paham. Buku tak lagi dominan sebagai sumber pengetahuan. Posisi itu digantikan smartphone.
Oleh Arul Chandrana, content creator, guru SMP Manarul Qur’an Paciran dan SDN 1 Paciran
Tagar.co – Di era digital terjadi perubahan gaya hidup anak-anak. Dulu televisi mendominasi hiburan dan pendidikan anak. Kini semua beralih ke layar kecil di tangan mereka: smartphone. Ya, HP kini menjadi alat yang lebih menarik bagi anak dibandingkan televisi, apalagi buku.
Anak-anak sekarang lebih akrab dengan dunia digital. Hal ini lantas mengubah gaya belajar mereka. Dulu buku adalah sumber utama pengetahuan. Kini konten digital, mulai artikel online hingga video di YouTube, lebih sering menjadi pilihan.
Konten-konten ini menyajikan informasi secara visual dan interaktif, menjadikan belajar lebih menyenangkan.
Namun ada orang tua melihat pergeseran gaya belajar ini dianggap masalah. Orang tua merasa anak-anak malas belajar gara-gara sering pakai HP dan internet. Orang tua melihat HP lebih sering dianggap sebagai alat distraksi daripada alat belajar. Sehingga khawatir anak-anak meninggalkan membaca buku.
Penting dipahami, penggunaan HP atau internet tidak selalu negatif. Ada banyak sekali platform di dunia maya yang justru mendukung pembelajaran anak. Mulai dari sumber informasi berupa teks, gambar, video edukatif, hingga game interaktif. Semua dapat dimanfaatkan untuk membantu anak belajar dengan cara yang menyenangkan.
Baca Juga Perjalanan Spiritual Menuju Ma’had Manarul Qur’an
Contoh, ada situs-situs seperti Wordwall dan Bamboozle yang menawarkan berbagai permainan edukatif yang membantu anak memahami pelajaran dengan cara yang lebih menarik. Anak bisa mengerjakan kuis, bermain teka-teki, atau bahkan belajar dengan video interaktif. Tak jarang, metode ini lebih efektif untuk menarik minat anak dibandingkan cara belajar tradisional.
Hal ini bisa menjadi kabar baik bagi para orang tua daripada memandang HP sebagai musuh. Orang tua bisa mengarahkannya menjadi teman dalam proses belajar anak.
Tips Praktis
Orang tua berperan penting dalam mengelola penggunaan HP dan internet pada anak-anak. Orang tua harus mau mempelajari bagaimana internet dapat menjadi alat belajar. Dengan memahami cara kerja berbagai platform edukasi, orang tua bisa mengontrol konten yang dilihat anak-anak dan menuntun memilih konten yang tepat.
Beberapa tips praktis pemakaian HP kepada anak bisa menerapkan ini.
Pertama, tetapkan batas waktu penggunaan HP. Jangan biarkan anak terlalu lama bermain HP. Membuat aturan bahwa setelah waktu belajar selesai, barulah anak dibolehkan memegang HP.
Baca Juga Refleksi Milad Ke-112 Muhammadiyah
Kedua, pilih konten yang mendukung pembelajaran. Ada banyak aplikasi atau situs yang bisa digunakan untuk belajar. Contoh, Duolingo untuk belajar bahasa. Khan Academy untuk belajar matematika dan ilmu pengetahuan. National Geographic Kids menyajikan pengetahuan alam secara visual.
Ketiga, libatkan diri dalam aktivitas digital anak. Cobalah sesekali ikut bersama anak dalam mengakses konten-konten belajar di HP mereka. Dengan begitu, orang tua dapat memastikan bahwa anak menggunakan internet dengan bijak.
Situs Belajar
Berikut ini beberapa platform yang bisa menjadi sumber belajar bagi anak.
Wordwall: Platform ini menawarkan berbagai permainan edukasi seperti crossword, match-up, atau kuis interaktif yang membantu anak belajar dengan cara yang seru.
Bamboozle: Situs ini cocok untuk anak-anak yang suka bermain sambil belajar. Ada ratusan kuis dan permainan edukatif yang dirancang khusus untuk berbagai mata pelajaran.
Khan Academy: Platform ini memberikan materi-materi pelajaran lengkap yang mencakup matematika, sains, hingga sejarah, dan disampaikan melalui video yang mudah dipahami.
Duolingo: Aplikasi ini cocok untuk anak-anak yang ingin belajar bahasa baru dengan cara menyenangkan.
Dengan mengarahkan anak menggunakan platform-platform ini, orang tua dapat memastikan bahwa HP bukan hanya menjadi alat hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi yang efektif.
Pergeseran gaya belajar anak di era digital memang tidak bisa dihindari. Orang tua bisa memanfaatkan perubahan ini dengan cara yang positif. Alih-alih menganggap HP sebagai musuh, orang tua dapat mengarahkannya sebagai alat yang mendukung pembelajaran anak.
Dengan memanfaatkan berbagai platform edukatif yang tersedia, anak-anak tetap bisa belajar dengan cara yang mereka sukai, tanpa mengorbankan esensi pendidikan.
Teknologi adalah alat yang netral. Tergantung pada cara kita memanfaatkannya. Bisa menjadi pengganggu atau malah menjadi pendorong bagi perkembangan anak.
Yuk, kita arahkan anak untuk belajar dengan cara yang lebih modern dan menyenangkan. (#)
Penyunting Sugeng Purwanto