Pesan Moral Novel ‘Ayah’ Karya Andrea Hirata
Sabari menjadi sosok sentral, bagaimana dia mengasuh Zorro sendirian. Dia menjadi tulang punggung keluarga. Ketika ditinggal anaknya, Sabari kehilangan gairah dan semangat hidupnya.
Tagar.co – Novel Ayah Karya Andrea Hirata menceritakan hubungan seorang ayah dan anaknya. Di dalam cerita, menceritakan kisah Sabari, laki-laki yang mencintai satu perempuan bernama Marlena sejak pertama kali melihatnya, karena begitu dalam dan tulusnya mencintai Marlena, Sabari bersedia menikahi dan menjadi ayah untuk anak Marlena yang tentunya jelas bukan anak kandungnya.
Ini adalah kisah tentang seorang ayah yang sangat mencintai anaknya. Seorang anak yang menjadi pusat dunia sang ayah, juga tentang cinta seorang lelaki kepada wanita yang mencintai kebebasan dan kemerdekaan atas dirinya sendiri.
Kisah ini bermula saat Sabari remaja yang jatuh cinta pada Marlena ketika pertama kali berjumpa saat usai tes ujian masuk SMA negeri. Sejak saat itu, hati Sabari hanya untuk Marlena dan tak ada siapapun yang menggantikannya. Segala upaya Sabari lakukan demi memenangkan hati sang pujaan, tetapi gadis itu tak menggubrisnya. Bahkan setelah 12 tahun berselang hati Sabari masih tetap milik Marlena.
Marlena adalah cinta pertama Sabari, yang selalu dia tulis dalam puisi-puisinya. Di kampungnya, Marlena terkenal dengan perempuan nakal yang suka bergonta ganti pasangan. Namun, Sabari bukanlah menjadi pilihannya.
Baca juga: Andrea Hirata, Belitong, dan Mimpi Anak yang Berkibar
Hingga suatu ketika, Sabari pun mampu menikahi Marlena meski hati itu tak pernah menjadi miliknya. Marlena memang akhirnya menikah dengan Sabari, tetapi itu hanya untuk menutupi aib keluarga yang ditumbulkannya.
Ketika Zorro, anak Marlena lahir ke dunia, Sabari menyadari bahwa dirinya ditakdirkan menjadi seorang ayah dan seketika pusat dunianya beralih dari Marlena menjadi Zorro.
Sabari sangat menyayanginya. Dia merawat dan membesarkannya dengan cinta, ketulusan dan keindahan. Namun malang, rumah tangganya tak berjalan lama, Marlena pergi membawa serta anak laki-laki kesayangannya itu, dan berujung pada perceraian. Di titik inilah seketika dunia Sabari pun runtuh dan berubah.
Sabari dikenal sebagai seorang yang pekerja keras dan tangguh, seketika dia kehilangan gairah dan semangat hidupnya selepas ditinggal oleh Zorro.
Dia berhenti bekerja dan usahanya pun gulung tikar. Sepeninggalan ayah dan ibunya, hidup Sabari makin tidak terurus. Dia bahkan nampak seperti orang gila yang hidup mengemis di sekitar pasar tanpa tahu tujuan.
Pesan Moral
Nilai moral pada novel Ayah karya Andrea Hirata dibagi menjadi 3. Pertama, hubungan manusia dengan Tuhan (tawakal, bedoa, beribadah, religius). Kedua, hubungan manusia dengan manusia (berbakti kepada kedua orang tua, berkata sopan terhadap orang tua, tolong menolong). Ketiga, hubungan dengan diri sendiri (sabar, bersyukur, jujur, pantang menyerah).
Nilai-nilai moral pada novel Ayah ini memliki manfaat dengan pembelajaran pada nilai tawakal, religius, berbakti kepada orang tua, sopan, tolong menolong, jujur, pantang menyerah, persahabatan, penyanyang.
Kayaknya, di hari Ayah Nasional yang jatuh pada 12 November ini, pesan moral novel ini bisa menjadi pemantik, bagaimana bakti anak pada orang tua, khususnya sosok ayah. Selamat hari Ayah Nasional. (#)
Jurnalis Ichwan Arif. Penyunting Mohammad Nurfatoni.