Di Pulau Bawean, Kami Dianggap Keluarga Sendiri

0
Di Pulau Bawean rombongan PDA dan PDNA Kabupaten Gresik disambut tuan rumah seperti keluarga. Rumah-rumah mewah dan indah , melebihi kenyamanan hotel di Bawean, menjadi tempat peristirahatan yang penuh dengan kehangatan keluarga.

Rombongan disambut di dermaga Pulau Bawean (Tagar.co/Istimeea/)

Di Pulau Bawean rombongan PDA dan PDNA Kabupaten Gresik disambut tuan rumah seperti keluarga. Rumah-rumah mewah dan indah , melebihi kenyamanan hotel di Bawean, menjadi tempat peristirahatan yang penuh dengan kehangatan keluarga.
Rombongan disambut di dermaga Pulau Bawean (Tagar.co/Istimeea/)

Di Pulau Bawean rombongan PDA dan PDNA Kabupaten Gresik disambut tuan rumah seperti keluarga. Rumah-rumah mewah dan indah , melebihi kenyamanan hotel di Bawean, menjadi tempat peristirahatan yang penuh dengan kehangatan keluarga.

Tagar.co – Rombongan ibu-ibu dari Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (NA) Kabupaten Gresik telah sampai di Dermaga Bawean Kamis (7/11/2024) pukul 13.30 WIB.

Perjalanan yang dilalui penuh dengan doa dan rasa syukur, “Alhamdulillah, perjalanan lancar dan selamat atas perlindungan Allah.”

Saat turun dari kapal, sabar adalah kuncinya. Kami harus antre turun satu per satu melalui tangga kapal, menenteng sebagian barang bawaan. Namun, koper-koper besar dan alat peraga Baitul Arqam Aisyiyah dan Darul Raam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) sudah ada yang mengurusi lewat jasa pekerja dermaga yang selalu siap menyambut kedatangan kapal.

Sambil menunggu semua barang lengkap turun, ibu-ibu Aisyiyah dan yunda-yunda Nasyiah sudah disambut oleh mobil-mobil Muhammadiyah dan mobil pribadi warga Muhammadiyah yang stand by di dermaga.

Saat kami turun dari kapal (Tagar.co/Istimewa)

Disambut bak Keluarga

Kedatangan kami disambut dengan antusiasme yang luar biasa, penuh dengan kerinduan dan persaudaraan yang mendalam antara anggota Aisyiyah dan Nasyiyah Gresik dengan saudara-saudara di Bawean. Jabat tangan, pelukan, dan tawa menjadi saksi keakraban yang tak terpisahkan.

Setelah itu, kami diantar ke rumah-rumah tokoh Aisyiyah dan Muhammadiyah untuk menginap. Rumah-rumah mewah dan indah ini, melebihi kenyamanan hotel di Bawean, menjadi tempat peristirahatan yang penuh dengan kehangatan keluarga.

Memasuki rumah Nyimas Muthmaunnah alias Bu Iin, sudah tersaji berbagai macam masakan khas Bawean, dengan ikan laut melimpah dan minuman dingin dari gula merah khas Bawean yang menyegarkan.

Setelah makan, mereka diarahkan ke tempat penginapan masing-masing; sebagian ke rumah Bu Dewi nama panggilan Dewi Amaliyah. Sisanya tetap di rumah Bu Iin.

Kamar yang disiapkan bersihnya tak kalah dengan hotel berbintang, mengingatkan kami pada janji Allah dalam Al-Qur’an Surah Ath-Thalaq ayat 2-3, “Barang siapa yang menolong agama Allah, niscaya akan dikeluarkannya dari kesempitan kepada kelapangan, dan niscaya akan memberikan kepadanya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Dengan hati yang penuh syukur dan semangat pengaderan, ibu-ibu dan para yunda siap menjalani kegiatan di Pulau Bawean, membawa pesan kedekatan dan kerjasama yang kuat antar anggota Aisyiyah dan Nasyiah. (#)

Jurnalis Nurfadlilah Penyunting Mohammad Nurfatoni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *