Cerita Mahasiswa Indonesia Mengenalkan Batik di Irlandia

0
Mahasiswa Indonesia dari UMM Ghozi Khamaluddin Daffa bersama teman-temannya penerima beasiswa IISMA mengenalkan batik pada di Irlandian. Awalnya ribet tapi akhirnya mengesankan.

Ghozi Khamaluddin Daffa dengan baju batik dan bendera merah putih (Foto Humas UMM)

Mahasiswa Indonesia dari UMM Ghozi Khamaluddin Daffa bersama teman-temannya penerima beasiswa IISMA mengenalkan batik pada di Irlandian. Awalnya ribet tapi akhirnya mengesankan.
Ghozi Khamaluddin Daffa dengan baju batik dan bendera merah putih (Foto Humas UMM)

Mahasiswa Indonesia dari UMM Ghozi Khamaluddin Daffa bersama teman-temannya penerima beasiswa IISMA mengenalkan batik pada di Irlandia. Awalnya ribet tapi akhirnya mengesankan.

Tagar.co – Seorang pemuda dari Malang, bernama Ghozi Khamaluddin Daffa, dengan penuh semangat memperkenalkan batik Indonesia kepada mahasiswa dari berbagai penjuru dunia, di Irlandia.

Ghozi berada di sana berkat prestasinya meraih beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) untuk studi di University College Cork (UCC), Cork City, Irlandia. Dia akan belajar di situ sampai Desember 2024.

Ketika pertama kali tiba di UCC, Ghozi langsung disambut oleh suasana akademik yang sangat berbeda.

“Di sini, kelasnya dinamis tapi tidak bertele-tele. Orang-orangnya ramah, dan mereka sangat menghargai waktu. Bahkan, kehadiran di kelas fleksibel, asalkan tugasmu selesai dengan baik,” cerita dia dengan senyum lebar.

Baca juga: KostNih, Platform Pencari Tempat Kos Besutan Mahasiswa UMM

Di luar kelas, Ghozi dan teman-temannya dari IISMA menemukan kesempatan emas untuk sharing budaya dalam acara Culturise. Dia mengajak mahasiswa internasional untuk merasakan keindahan dan kerumitan pembuatan batik.

“Awalnya agak ribet menjelaskan, tapi interaksinya sangat asyik. Melihat mereka antusias dengan budaya kita, benar-benar berkesan,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar.co, Kamis (8/1/2024).

Kehidupan di Cork juga membuat Ghozi jatuh cinta pada sistem transportasinya yang pro pejalan kaki dan pesepeda. Di sini, orang lebih suka berjalan atau bersepeda karena jalur bus yang memadai dan lingkungan yang nyaman. “Ini benar-benar kota yang ramah lingkungan,” tambahnya dengan kagum.

Mahasiswa penerima Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) untuk studi di University College Cork (UCC), Cork City, Irlandia. (Foto Humas UMM)

Misi saat Kembali

Tapi, kalau ada satu tempat yang jadi favorit Ghozi di UCC, itu pasti Boole Library, khususnya di ‘red zone’. Di sini, setiap orang diwajibkan untuk menjaga keheningan, membuat tempat ini menjadi surga untuk belajar.

“Nyaman banget buat fokus. Di Indonesia, sulit menemukan perpustakaan yang sebegini tenang,” ujar Ghozi dengan mata berkilau.

Setelah menyelesaikan studinya di Irlandia, Ghozi bertekad untuk kembali ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan misi: membantu teman-temannya meraih kesempatan internasional seperti yang ia dapatkan.

“Saya ingin bagikan pengalaman dan tips untuk kuliah di luar negeri. Juga, saya ingin berikan inovasi untuk kebaikan masyarakat di sekitar kita,” tegasnya dengan semangat membara.

Dengan demikian, kisah Ghozi tidak hanya tentang perjalanan akademis, tetapi juga tentang menyebarkan budaya, menginspirasi, dan berbagi kebaikan. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *