Dibunuh Israel, Yahya Sinwar Jadi Pahlawan Dunia
Yahya Sinwar tewas dibunuh Israel. Tapi pemimpin Hamas itu justru kini menjadi pahlawan dunia, bukan hanya bagi Palestina dan umat Islam. Ia sosok hero yang berjuang sampai titik darah penghabisan.
Tagar.co – Sebuah gambar yang memperlihatkan seseorang sedang duduk dengan separuh wajah tertutup oleh surban beredar luas di media sosial.
Di platform X, salah satu yang mengunggah gambar itu adalah @jacksonwinklle akun milik milik Jackson Winkle. Dia adalah seorang komentator politik dan influencer Amerika
yang memandu acara televisi web Legitimate Targets with Jackson Hinkle di X. Ia dikenal karena penentangannya terhadap Israel dalam konflik Israel-Gaza.
Akun yang terverifikasi centang biru dengan 2.830.806 pengikut itu mengunggahnya 12 jam lalu, setelah beredar luas sebuah video yang dilansir pihak Israel tentang detik-detik terakhir kematian Yahya Sinwar.
Baca juga: Sosok Petempur Yahya Sinwar, sang Pengganti Ismail Haneyah
Dalam video yang juga beredar luas itu, terlihat di tengah sebuah bangunan yang porak-poranda oleh serangan tentara Israel, duduk seseorang di sebuah kursi dengan kondisi tangan hampir putus.
Orang tersebut mengenakan kaos lengan pendek dengan surban yang dililitkan di wajahnya. Hanya tampak mata dan separuh pipinya.
Video berdurasi 0,48 menit yang dibuat oleh pihak Israel itu oleh Jackson Winkle dalam unggahan di X Jumat 18 Oktober 2024 pukul 03:6 itu dia beri keterangan: “Yahya Sinwar’s final moments, fending off an Israeli drone, before an Israeli sniper killed him. Saat-saat terakhir Yahya Sinwar, menangkis drone Israel, sebelum penembak jitu Israel membunuhnya.
Hero
Dari video itulah lalu lahir reproduksi gambar Yahya Sinwar seperti dijelaskan di awal tulisan ini. Israel yang membuat video itu dan bermaksud sebagai propaganda sekaligus meyakinkan dunia akan kematian Yahya Sinwar tampaknya menjadi blunder.
Gambar Yahya Sinwar itu justru diposting ribuan orang dengan caption yang positif. Seperti dalam akun X Benjamin Rubinsen, seorang Yahudi Amerika Serikat yang antizionisme. “This image will inspire resistance for centuries,” tulisnya, bahwa gambar atau video Yahya Sinwar akan menginspirasi perlawanan berabad-abad.
Kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam sebuah pertempuran—bukan dalam pengasingan atau persembunyian—dianggap sebuah tindakan yang terpuji, sebagai heroisme. Bahkan jadi legenda. Seperti ditulis oleh Dina Sulaeman, seorang pengamat Palestina, dalam akun X @Dina_Sulaeman Sabtu 19 Oktober 204 pukul 06:34 WIB.
“Apapun pendapat orang tentang Sinwar, dia gugur bagai pahlawan di film-film Hollywood. Ia lelaki terakhir yang berdiri, sendirian di antara rekan-rekannya yang gugur, tertutup debu, nyaris mati, melawan serangan yang sangat besar, lalu menggunakan satu lengannya yang tersisa untuk melemparkan senjata terdekat yang bisa dia jangkau ke arah drone tak berakal yang dioperasikan oleh seorang pengecut yang bersembunyi di balik mesin.
Ini seperti adegan ‘Terminator’ tapi nyata. Dan Israel berpikir, dengan merilis video tersebut, mereka akan mempermalukan Sinwar dan menghancurkan mental perlawanan (resistensi, muqawamah).
Otak Zionis tak mampu memahami, bahwa hasilnya Sinwar justru jadi ikon resistensi. Seluruh fitnah Israel dan buzzer Zion terhadapnya justru terklarifikasi semua: ia tidak bersembunyi di tunnel, ia tidak hidup mewah menghabiskan donasi, dan lain-lain.
Aksi heroik Sinwar yang bertempur hingga nafas akhir, yang terekam nyata tanpa rekayasa, justru mempertebal semangat resistensi kaum muda Palestina.
Sosok Yahya Sinwar
Yahya Sinwar wafat dlam serangan Israel di Gaza, Kamis (17/10/2024).
Hamas telah mengonfirmasi terbunuhnya Yahya Sinwar dalam pernyataan resmi Jumat (18/10/204), sehari setelah Israel mengumumkan kematiannya di Gaza.
Pejabat Hamas yang berbasis di Qatar, Khalil al-Hayya mengatakan kelompok perlawanan Palestina itu berduka atas meninggalnya pemimpin Hamas.
“Kami berduka atas pemimpin besar, saudara yang syahid, Yahya Sinwar, Abu Ibrahim,” kata Khalil al-Hayya dalam pernyataan rekaman video yang disiarkan oleh Al Jazeera, Jumat (18/10/2024).
Yahya Sinwar diangkat sebagai Kepala Biro Politik Hamas, Selasa (6/7/2024). Dia menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh dalam serangan rudal yang didalangi Israel, di Teheran, saat ia menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Rabu (31/7/2024).
Yahya Ibrahim Hassan Sinwar lahir di kamp pengungus Khan Yunis di Gaza yang dikuasai Mesir pada tahun 1962. Keluarganya diusir atau melarikan diri dari Al-majdal Asqalam (Ashkelon) selama Perang Arab-Israel 1948. Ia menyelesaikan studinya di Universitas Islam Gaza di mana ia menerima gelar sarjana dalam bidang Studi Arab.
Dituduh mengatur penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang ia anggap sebagai kolaborator pada tahun 1989, Sinwar dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup oleh Israel.
Dia menjalani hukuman selama 22 tahun hingga dibebaskan di antara 1.026 orang lainnya pada tahun 2011 pertukaran tawanan dengan imbalan tentara Israel yang diculik.
Baca juga: Ismail Haniyeh, Hamas Tak Pernah Mati walau Pemimpinnya Mati
Pada September 2015, Sinwar ditetapkan sebagai teroris oleh pemerintah Amerika Serikat. Tak hanya Sinwar, Hamas dan Brigade Izzuddin Al-Qassam juga telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, serta negara dan organisasi lain.
Pemerintah dan militer Israel menyebut dia salah satu tokoh kunci serangan Hamas ke Israel, 7 Oktober 2023. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menetapkan Sinwar di puncak daftar target pembunuhan bersama sejumlah petinggi Hamas lainnya. (#)
Mohammad Nurfatoni, dari berbegai sumber