Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Butuh Generasi Profetik

0
Generasi Profetik dibutuhkan bangsa Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja karena mengalami krisis moral. Generasi itu memiliki karakter kenabian.

Ustaz Mohammad Taufiq khotbah di Masjid K.H. Faqih Oesman UMH, Jumat 4 Oktober 2024 (Tagar.co/Mohammad Nurfatoni)

Generasi Profetik dibutuhkan bangsa Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja karena mengalami krisis moral. Generasi itu memiliki karakter kenabian.
Ustaz Mohammad Taufiq khotbah di Masjid K.H. Faqih Oesman UMG, Jumat 4 Oktober 2024 (Tagar.co/Mohammad Nurfatoni)

Generasi Profetik dibutuhkan bangsa Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja karena mengalami krisis moral. Generasi itu memiliki karakter kenabian.

Tagar.co – Meski waktu masih menunjukkan pukul 11:00, saf pertama Masjid K.H. Faqih Oesman Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) pada Jumat (4/10/2024) sudah terisi penuh oleh jemaah. Ada 30 orang duduk rapi di barisan pertama.

Sebagian besar mereka sedang membaca Al-Quran, baik lewat mushaf maupun handphone. Beberapa di antarnya melakukan salat sunah di tempat ibadah yang juga bernama Masjid Al-Khoory itu.

Salat Jumat di masjid yang baru saja direnovasi tahun 2022 dengan sponsor utama dari Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) itu dimulai pukul 11:20 WIB. Seorang pemuda bernama Wildan Mukholadun Azka dengan berpakaian serba hitam lantang mengumandangkan azan. Suaranya menggema indah dengan bantuan sound system berkelas.

Baca juga: Berpikir Kreatif

Ada 10 speaker dengan merek Turbosound dan Toa yang terpasang di masjid berlantai dua itu. Dua berada di ruang imam, empat di ruang utama, dan empat di serambi.

Saat azan selesai dikumandangkan, seorang khatib naik mimbar. Dia adalah Mohammad Taufiq, M.Pd.I, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Manyar, Gresik.

Mengenakan baju koko warna krem yang dibalut dengan jas jaket berwarna senada, guru Agama Islam SD Muhammadiyah 2 GKB itu menyampaikan nasihat dengan suara lantang.

“Patut kiranya kita ambil peran karena bangsa kita tidak baik-baik saja,” kalimat dia mengawali khotbah, tentu setelah membaca hamdalah, salawat, dan pesan ketakwaan.

Ustaz Taufiq menyampaikan krisis moral inilah yang membuat kondisi bangsa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Dia khawatir krisis moral ini ke depan akan menjadi krisis tauhid dan berdampak pada generasi muda.

Dia lalu mengingatkan jemaah bahwa persoalan ini pernah diingatkan oleh Allah melalui Surat An-Nisa 9, yang berisi imbauan atau larangan bagi orang-orang bertakwa agar tidak meninggalkan generasi yang lemah.

Menurut Taufiq generasi lemah di ayat itu bisa berarti lemah di bidang tauhid, ekonomi, pendidikan, dan akhlak. “Ini akan menjadi masalah di masa yang akan datang,” ujarnya.

Dengan mengutip sebuah hadis tentang fitrah manusia, dia menjelaskan sebenarnya manusia itu terlahir dalam keadaan fitrah yakni bertauhid. Dia bisa menjadi pemeluk Najasi, Nasrani, Majusi, atau Muslim yang taat tergantung bagaimana orang tua dan lingkungan mendidiknya.

Menyiapkan Generasi Profetik

Oleh karena itu dalam khotbahnya yang berlangsung 17 menit, Ustaz Taufik menawarkan perlunya melahirkan generasi profetik. Yakni generasi yang memiliki karakter kenabian, generasi yang mampu melanjutkan risalah Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa ajaran Islam rahmatan lilalamin.

“Tidak hanya pada Nabi pundak Islam ini harus disebarkan sebagai rahmat bagi alam semesta, tetapi juga pada generasi penerus Nabi Muhammad Saw,” tuturnya.

Untuk menyiapkan generasi profetik itu, orang tua punya beberapa tanggung jawab. Pertama, seperti petunjuk Surat Lukman 12 orang tua harus bersyukur kepada Allah dengan menyiapkan anak-anak mereka menjadi generasi Islam yang unggul.

“Secara genetik umat Islam dilahirkan menjadi generasi yang unggul termasuk young generation, generasi mudanya,” kata Taufiq sambil mengutip Surat Ali Imran 110 yang menjelaskan keunggulan umat Islam sekaligus tugas yang harus dilakukan karena keistimewaan itu yaitu beramar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah.

Kedua, tugas orang tua adalah mengenalkan anak-anaknya pada Allah sebagai Khalik, sebagai Rabbulalamin, sebagai Pencipta alam semesta dan mengurusi hidup orang banyak termasuk generasi muda.

Untuk menjelaskan tugas ini, Taufiq mengaitkan dengan kegalauan Nabi Ya’kub di masa akhir hidupnya yang dikisahkan dalam Al-Baqarah 133. Di situ Ya’kub menenaykan tentang ketauhidan anak-anaknya.

Bukan persoalan makan yang ditanyakan Ya’kub pada anak-anaknya, karena soal rezeki Allah sudah menanggungnya.

“Tapi (yang ditanyakan soal) akidah sebagai masalah urgent, sehingga ini yang ditanyakan Ya’kub pada anak-anaknya sebelum dia kembali kepada Allah. Tugasnya telah selesai menyiapkan generasi profetik di masa yang akan datang,” kata Taufiq.

Baca jugaOrang Baik yang Jahat

Kegalauan Ya’kub terjawab karena anak-anaknya, seperti dikisahkan dalam ayat itu, menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”

Maka, kata Taufiq, menyiapkan generasi profetik merupakan hal yang mendasar atau prinsip bagi para orang tua. “Akhirat dikejar dunia akan ikut. Tapi kalau kita mengejar dunia pontang-panting belum tentu ikut,” katanya.

Akhlak Generasi Profetik

Tugas ketiga bagi orang tua adalah menyiapkan anak-anaknya menjadi generasi profetik yang berakhlak sebagaimana akhlak Nabi Muhamamd Saw seperti petunjuk Surat Al-Ahzab 21.

Ustadz Taufiq lalu menjelaskan empat karekater yang harus diteladani generasi profetik dari Nabi Muhammad Saw.

Pertama, honesty, kejujuran atau sidik. “Generasi profetik harus memiliki karater jujur dalam sikap, lisan, dan perbuatan dalam kondisi dan di mana pun berada,” kata Taufiq seraya mengutip Sabda Nabi Saw bahwa kejujuran itu akan mengantarkan seseorang pada kebaikan. Sementara kebaikan akan menuntun seseorang pada kebahagian di dunia dan surga.

Dan sebaliknya kebohongan, kedustaan, kecurangan, dan penipuan akan mengantarkan seseorang pada kejahatan dan keburukan. Dan keburukan menuntut seseorang pada kehancuran dunia dan akhirat. “Sebaik-baik apapun keburukan ditutup-tutupi pada akhirnya akan dibuka oleh Allah Swt,” katanya.

Kedua, trust, amanah, atau kepercayaan. Dia menegaskan, pada saat ini amanah termasuk hal langka. Jika seorang pemimpin berkarakter amanah maka hal itu luar biasa, karena dia berkomitmen menjaganya—tidak hanya dari yang memberi amanah di dunia tapi juga mempertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.

Kullukum rain wakullukum masulun anraiyatihi. Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin, sekecil apapun, akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah Swt,” kata Taufiq mengutip sabda Nabi Muhammad Saw.

Ketiga, good communication, tablig, atau komunikasi yang baik. “Tahu siapa yang diajak berdakwah, tahu yang diajak ngobrol. Dia berusaha mengimbangi,” kata Taufiq.

Dia menjelaskan di Al-Quran konsep itu disebut qaulan makrufa (berkomunikasi dengan baik); qaulan sadida (berkata yang bermanfaat); qaulan karima (berbahasa dengan lemah lembut).

Keempat, karakter smart, fatanah, atau cerdas. Untuk menjadi generasi penerus masa depan generasi profetik harus punya kecerdasan intelektual agar bisa bersaing secara global.

Juga punya kecerdasan emosional sehingga punya empati atau rasa kepada yang dipimpinnya. “Tidak kemudian hanya mencari keuntungan sesaat untu golongan dan pribadinya, tapi tahu betul kondisi rakyatnya,” katanya. Generasi profetik juga harus memiliki kecerdasan spiritual.

Imam ala Arab Saudi

Sebagai imam salat Jumat adalah Hogi Caesar Budianto. Selain suara yang merdu dan lagu nan indah, yang khas dari alumnus Ma’had Madinatul Ilmi dan UMG ini adalah pakaian yang dikenakan: berjubah putih dengan serban merah bermotif kotak-kotak khas Arab Saudi.

Di ruangan masjid yang nyaman itu Hogi, membawakan Surat Al-Anbiya’ ayat 25-41 dalam dua rakaat. Dalam waktu 9,49 menit, dia mampu membawa suasana salat Jumat yang syahdu, khidmat, dan khusyuk. Ruangan yang sejuk, karpet hijau yang tebal dan lembut, serta sound system berkelas membantu menciptakan suasana itu. (#)

Jurnalis Mohammad Nurfatoni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *