Pentingnya Membentuk Relawan Sosial, Lima Perannya

0
Muhammadiyah memandang bencana sebagai masalah serius dan membutuhkan antisipasi serta penanganan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, perlu membentuk dan memerankan relawan secara nasional untuk menghadapi bencana sosial maupun alam.

Ketua MPKS PP Muhammadiyah Dr. Mariman Darto, M.Si. (kanan) menerima sertifikat penghargaan dari Ketua MPKS PWM DKI Jakarta Iqbal Rais. (Tagar.co/Istimewa)

Muhammadiyah memandang bencana sebagai masalah serius dan membutuhkan antisipasi serta penanganan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, perlu membentuk dan memerankan relawan secara nasional untuk menghadapi bencana sosial maupun alam.
Ketua MPKS PP Muhammadiyah Dr. Mariman Darto, M.Si. (kanan) menerima sertifikat penghargaan dari Ketua MPKS PWM DKI Jakarta Iqbal Rais saat Pelatihan Relawan Sosial. (Tagar.co/Istimewa)

Muhammadiyah memandang bencana sebagai masalah serius dan membutuhkan antisipasi serta penanganan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, perlu membentuk dan memerankan relawan secara nasional untuk menghadapi bencana sosial maupun alam.

Tagar.co – Di Hotel Balairung Jakarta pada hari Sabtu, (28/9/2024) berkumpul 100 orang dari lima kampus. Yakni Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka), Universitas Teknologi Muhammadiyah Jakarta (UTMJ), Universitas Sains Teknologi Muhammadiyah (Saintekmu) dan Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta.

Mereka mengikuti Pelatihan Relawan Sosial untuk musibah gempa bumi dan tsunami. Penyelenggaranya Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta.

Hadir dalam pelatihan ini antara lain, Ketua MPK Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mariman Darto, Wakil Ketua PWM, H. Agus Salim dan Ketua MPKS PWM DKI Jakarta, H. Iqbal Rais.

Dalam pemaparan materinya, Mariman Darto menyampaikan, Muhammadiyah perlu membentuk dan memerankan relawan sosial secara nasional. Untuk menghadapi berbagai bencana sosial dan alam yang dipicu oleh perubahan iklim, urbanisasi yang cepat, dan ketidaksetaraan sosial.

Baca juga: Muhammadiyah Organisasi Nonprofit Terkaya di Dunia

Dengan mengutip data dari BNPB, dia mengatakan, pada 2023 saja, lebih dari 8,49 juta orang terpengaruh oleh bencana ini. Sementara di masa mendatang, perubahan iklim diperkirakan akan memperburuk dampak bencana. Terutama di wilayah pesisir yang rentan terhadap kenaikan permukaan laut dan banjir.

“Muhammadiyah memandang persoalan bencana ini menjadi masalah serius dan membutuhkan antisipasi serta penangan dengan melibatkan banyak pihak,” tandasnya.

“MPKS PP Muhammadiyah yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia. Memiliki potensi besar untuk membentuk relawan sosial secara nasional dan memerankannya sebagai respon cepat terhadap bencana yang timbul,” imbuh Mariman.

Menurutnya, social volunteer (relawan sosial) merupakan individu atau kelompok yang secara sukarela terlibat dalam kegiatan. Tujuannya untuk memberikan bantuan atau pelayanan kepada masyarakat tanpa mengharapkan imbalan finansial.

Mereka adalah mahasiswa aktif dari perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia. Bisa juga mereka yang telah menamatkan pendidikan SLTA/Sederajat yang diberikan pembekalan kebencanaan mulai dari fase kegawatdaruratan, rehabilitasi sosial dan psikososial.

Lima Peran dan Fungsi Relawan

Dia menambahkan, relawan sosial memiliki lima peran atau fungsi yang sangat penting dalam mengantisipasi dan menangani atau merespon kejadian bencana. Kelima peran tersebut yang pertama adalah pemberdayaan masyarakat atau komunitas.

“Bahwa relawan sosial terlibat secara langsung dalam program-program yang mendorong partisipasi masyarakat dalam memperbaiki kondisi sosial-ekonomi. Mereka membantu masyarakat mengidentifikasi masalah dan potensi solusi di lapangan,” ujarnya.

Kedua, penanggulangan bencana. Dalam situasi darurat seperti bencana alam, relawan memainkan peran penting. Baik dalam memberikan bantuan, distribusi makanan, layanan kesehatan, serta pemulihan dan rekonstruksi komunitas terdampak.

Ketiga, pelayanan sosial. Mereka memberikan dukungan kepada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Misalnya, relawan mungkin membantu mengelola pusat layanan masyarakat, panti asuhan, atau rumah jompo.

Baca juga: Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang Butuh Pengembangan melalui Wakaf Uang

Keempat, peran sebagai advokasi sosial. Relawan juga sering menjadi agen perubahan dengan memperjuangkan hak-hak individu atau kelompok yang kurang terlayani dalam masyarakat. Mereka bisa terlibat dalam kampanye untuk keadilan sosial, hak asasi manusia, dan isu-isu lingkungan.

Terakhir, kelima, peran dalam peningkatan kapasitas masyarakat atau komunitas marginal. Relawan sosial sering mengajar atau memberikan pelatihan, khususnya kepada komunitas marginal. Untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan pelatihan kerja.

Sementara itu, Ketua MPKS PWM DKI Jakarta, Iqbal Rais menganggap penting pelatihan ini. Karena relawan sebagai bagian dari dakwah bil hal yang perlu dikembangkan.

“Tidak hanya materi ketika kita bicara pelayanan sosial. Pencegahan dan mempersiapkan diri menghadapi musibah bencana alam juga bagian dari dakwah,” tegas Iqbal. (#)

Jurnalis Abid Mujaddid Penyunting Nely Izzatul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *