Tagar.co

Home » Menjaga agar Kelas Menengah Tak Tergelincir dalam Kemiskinan
Menjaga agar kelas menengah tak jatuh dalam kemiskinan merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah. Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan beberapa langkah menghadapi fenomena itu.

Menjaga agar Kelas Menengah Tak Tergelincir dalam Kemiskinan

Menjaga agar kelas menengah tak jatuh dalam kemiskinan merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah. Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan beberapa langkah menghadapi fenomena itu.
Menko PMK Muhadjir Effendy dalam acara Penganugerahan Paritrana Award 2024 di Ballroom Plaza BP Jamsostek Jakarta (Foto Kemenko PMK)

Menjaga agar kelas menengah tak jatuh dalam kemiskinan merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah. Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan beberapa langkah menghadapi fenomena itu.

Tagar.co – Di tengah suasana nyaman Ballroom Plaza BP Jamsostek Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menguraikan kemajuan signifikan dalam penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Data terbaru menunjukkan angka kemiskinan menurun menjadi 9,03 persen, dan kemiskinan ekstrem turun menjadi 0,83 persen.

Namun, di balik angka-angka yang menjanjikan ini, Muhadjir menyoroti tantangan berat yang kini dihadapi yani menjaga kelas menengah agar tidak tergelincir ke dalam kemiskinan. 

Seperti diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data bahwa jumlah kelompok mengalami penurunan drastis. Pada 2019, kelas menengah yang didominasi oleh kalangan penduduk usia produktif jumlahnya 53,33 juta atau sebanyak 21,45 persen dari penduduk Indonesia. Pada tahun 2024 jumlah itu menurun menjadi ‘hanya’ 47,85 juta atau tersisa 17,13 persen. 

Baca juga: Kelas Menengah ‘Turun Kasta’

“Kita melihat banyak dari kelas atas yang kini berada di kelas menengah, dan kelas menengah ini sangat rentan terhadap kemiskinan,” ujarnya saat menghadiri Penganugerahan Paritrana Award 2024 bersama Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin pada Kamis (12/9/2024).

Menko PMK menjelaskan, saat ini, kelas menengah yang kita sebut inspiring middle class mengalami penurunan. Ini adalah kelas yang seharusnya menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, namun justru mengalami tekanan akibat dampak jangka panjang dari pandemi Covid-19.

“Hari ini kita dihadapkan dengan masalah cukup krusial yaitu menurunnya angka kelas menengah di Indonesia. BPS melansir angka kelas menengah turun. Kelas atas kita juga turun. Kelas menengah kita ini turun ke lebih rendah, yaitu inspiring middle class atau kelas yang menuju kelas menengah,” ujar Muhadjir yang mengenakan batik bernuansa cokelat.

Dalam upaya menjaga kesejahteraan pekerja, pemerintah telah menyiapkan berbagai skema jaminan sosial termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsosnaker). 

“Kompetensi dan daya saing pekerja adalah kunci untuk masa depan ketenagakerjaan kita,” tegas Menko PMK, sambil menambahkan bahwa BPJS Ketenagakerjaan mengelola lima program penting untuk pekerja, mulai dari jaminan kecelakaan kerja hingga jaminan kehilangan pekerjaan.

Menko PMK juga mendorong pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran yang memadai, memastikan akses ke pelayanan kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan. “Kita harus menjaga inspiring middle class ini agar tidak merosot lebih dalam dan justru mendorong angka kemiskinan naik,” jelasnya, menekankan pentingnya program perlindungan sosial dan ekspansi angkatan kerja.

Dalam harapannya, Muhadjir menyampaikan keinginan agar dampak long Covid segera berakhir, investasi meningkat, dan angkatan kerja semakin luas untuk mengatasi penurunan kelas menengah. “Kita harapkan semua pekerja, baik formal maupun informal, bisa terlindungi oleh program jaminan sosial untuk mencapai universal coverage,” ucapnya.

Menko PMK mengapresiasi kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, mendorong agar kerja sama ini terus ditingkatkan untuk memperluas cakupan kepesertaan jaminan sosial yang lebih responsif dan inklusif.

Reformasi Ketenagakerjaan

Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menambahkan, “Pemerintah berkomitmen kuat mewujudkan Indonesia Emas 2045, dengan fokus pada pembangunan manusia melalui reformasi ketenagakerjaan. Kami menargetkan 99,5 persen pekerja di Indonesia terlindungi oleh 2045.”

Wapres juga memaparkan langkah-langkah strategis untuk memperkuat program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, termasuk peningkatan alokasi anggaran untuk pekerja rentan, inovasi layanan BPJS Ketenagakerjaan, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya jaminan sosial.

Paritrana Award, yang berarti perlindungan dalam bahasa Sansekerta, adalah penghargaan tertinggi dalam bidang Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Program ini telah berjalan sejak 2017 dan tahun ini merupakan penganugerahan ke-7. 

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting termasuk Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo, serta para penerima penghargaan Paritrana Award 2024. (#)

Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *