Tagar.co

Home » Mengobarkan Semangat Kepahlawanan dari Tari Glipang
Mengobarkan semangat kepahlawanan. Itulah misi yang hendak disampaikan oleh kolosal yang ditampilkan para siswa TK Aisyiyah IV Kota Probolinggo. Gerak keindahannya pun membuat penonton terpesona.

Mengobarkan Semangat Kepahlawanan dari Tari Glipang

Mengobarkan semangat kepahlawanan. Itulah misi yang hendak disampaikan oleh kolosal yang ditampilkan para siswa TK Aisyiyah IV Kota Probolinggo. Gerak keindahannya pun membuat penonton terpesona.
Penampilan Tari Glipang TK Aisyiyah IV Kota Probolinggo, Jumat 13 September 2024 (Tagar.co/Frenky Dwi Prastiyan)

Mengobarkan semangat kepahlawanan. Itulah misi yang hendak disampaikan oleh tari kolosal yang ditampilkan para siswa TK Aisyiyah IV Kota Probolinggo. Gerak keindahannya pun membuat penonton terpesona.

Tagar.co – Di pagi yang cerah, Jumat 13 September 2024, GOR Kedopok Mastrip di Kota Probolinggo, Jawa Timur, berubah menjadi panggung bersejarah. Di sana, anak-anak dari TK Aisyiyah IV Ahmad Yani menggelar sebuah pertunjukan yang tak hanya menampilkan keindahan gerak tari, tetapi juga mengusung semangat kepahlawanan.

Pagelaran tari kolosal yang melibatkan 107 siswa dari kelompok A dan B, adalah bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sebuah inisiatif untuk menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam diri generasi muda.

P5 ini adalah usaha untuk mengintegrasikan enam dimensi penting dalam pendidikan: keimanan, kebinekaan global, gotong royong, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas, semua ini untuk membentuk pelajar yang tidak hanya cerdas tapi juga berakhlak mulia.

Konfigurasi ABA IV pada pagelaran Tari Glipang TK Aisyiyah IV Ahmad Yani Kota Probolinggo (Tagar.co/Izza El Mila)

Tari Glipang: Simbol Perjuangan

Tari Glipang, dipilih sebagai medium untuk menyampaikan tema “Aku Cinta Indonesia”, lebih dari sekadar gerakan. Ia adalah sebuah narasi keberanian, awalnya diciptakan oleh Sardan, seniman Madura hijrah ke Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo itu, untuk menggambarkan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Semboyan “katembheng poteh mata angok poteh tolang” menggema, mengingatkan kita bahwa lebih baik mati daripada hidup dalam penghinaan.

Acara dimulai dengan tiga sambutan yang penuh makna. Hariyani SPd, kepala sekolah, mengucapkan terima kasih atas dukungan tanpa henti dari para orang tua. 

Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Probolinggo Dra Endang Dewi Fatimah menyampaikan pagelaran Tari Glipang ini sesuai dengan gagasan Aisyiyah mencintai anak. “Sebuah Gerakan Aisyiyah Cinta Anak (GACA) yang dicanangkan pada Muktamar Makasar,” katanya.

Baca juga: Menggemaskan, Tampilan Anak PAUD Aisyiyah Mengikuti Gerak Jalan

Endang menekankan pentingnya memelihara karakter pemberani dalam menyampaikan kebenaran, jujur, displin seperti makna filosofi tari Glipang. Membangun karakter tidak hanya berhenti pada tampilan saja. Tetapi diwujudkan secara berkesinambungan pada pembiasaan setiap hari.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo Drs. Heri Wijayani, M.Si., memuji acara ini sebagai cerminan pendidikan anak usia dini yang berkualitas.

Dia menjelaskan, PAUD berkualitas memiliki empat elemen yaitu kualitas proses pembelajaran, kemitraan dengan orang tua, dukungan pemenuhan layanan esensial anak usia dini dan kepemimpinan, dan pengelolaan sumber daya.

“Terima kasih dan penghargaan yang sebesarnya kepada wali murid TK Aisyiyah IV Ahmad Yani. Acara ini menumbuhkan kecintaan anak-anak pada budaya lokal. Semoga Allah meridhai kita semuanya,” ujar Heri Wijayani.

Standing ovetion para tamu undangan pada pagelaran Tari Glipang TK Aisyiyah IV Ahmad Yani Kota Probolinggo (Tagar.co/Izza El Mila)

Pagelaran yang Menggetarkan

Setelah seremonial yang menghangatkan suasana, anak-anak memasuki arena dengan irama musik heroik yang mengentak. Mereka bergerak dengan kepercayaan diri tinggi. Menampilkan gerakan pencak silat yang dinamis dan tegas. Membentuk fomasi ABA IV. Semua itu membuat penonton terpaku. 

Tepuk tangan penonton makin riuh ketika Nasir dari Sanggar Seni Sang Surya Pendil sebagai pelatih muncul dengan gagah membersamai anak-anak dan guru menari Glipang.

Para penonton, terdiri dari orang tua, pejabat, dan tamu undangan, tidak bisa menahan diri untuk tidak berdiri dan bertepuk tangan. Mereka terpesona oleh kelincahan dan semangat yang ditunjukkan oleh anak-anak ini. Tak sia-sia mereka telah berlatih selama dua pekan untuk pertujukan kolosal ini.

Billy Bagoes Nugroho, ayahnda Nabila Nur Syaima Kelompok A2, mengungkapkan kegembiraannya melihat anaknya tampil, menyebut acara ini sebagai ajang pengembangan bakat dan karakter.

Pagelaran tari Glipang ini bukan hanya menjadi tontonan yang menghibur, tapi juga sebuah pelajaran hidup. Melalui setiap gerakan, anak-anak ini menyampaikan pesan keberanian, cinta tanah air, dan pentingnya menjaga tradisi. 

Di akhir acara, Nurul Afriningsih, S.Sos., Analis Lembaga Kursus dan Pelatihan Dinas Pendidikan Kota Probolinggo memberikan selamat atas keberhasilan acara ini, yang tidak hanya menjadi pagelaran seni tetapi juga sebuah perayaan budaya dan pendidikan karakter yang akan dikenang oleh semua yang hadir. (#)

Jurnalis Izza El Mila Penyunting Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *