Tagar.co

Home ยป Perang Israel-Palestina: Mencari Kembali Alasan untuk Gencatan Senjata
Perang Israel-Palestina belum ada tanda mereda. Apalagi setelah terbunuhnya tokoh Hamas Ismail Haniyeh. Adakah jalan menuju perdamaian?

Perang Israel-Palestina: Mencari Kembali Alasan untuk Gencatan Senjata

Perang Israel-Palestina belum ada tanda mereda. Apalagi setelah terbunuhnya tokoh Hamas Ismail Haniyeh. Adakah jalan menuju perdamaian?
Warga Gaza menatap reruntuhan rumah akibat perang Israel-Palestina. (bbc)

Perang Israel-Palestina belum ada tanda mereda. Apalagi setelah terbunuhnya tokoh Hamas Ismail Haniyeh. Adakah jalan menuju perdamaian?

Oleh Anggi Supriyadi, Guru Muhammadiyah Yogyakarta

Tagar.co – Perang Israel-Palestina masih berkecamuk di Gaza. Kini malah menyeret Iran terlibat aktif setelah Israel membunuh Ismail Haniyeh di Teheran dengan rudal pada 31 Juli 2024 lalu.

Pemerintah Iran bersumpah memberi hukuman kepada pembunuh Ismail Haniyeh. Hal ini membuat panik Israel. Negara Zionis ini sekarang kondisi ekonominya tak stabil akibat perang.

Beberapa pihak meramalkan perang ini akan meluas ke wilayah Timur Tengah lain yang disebabkan serangan balik Iran terhadap Israel. Iran telah merestui milisi proksinya di Lebanon (Hizbullah) dan Yaman (Houthi) untuk menyerang Israel sebagai solidaritas terhadap Hamas di Gaza.

Terlebih pembunuhan atas Ismail Haniyeh dan Fuad Shukr semakin mempertegas alasan mereka untuk melakukan serangan balasan.

Perang yang dimulai pada 7 Oktober 2023 ini menjadi pemicu Israel untuk melakukan aksi genosida di Gaza, meski dunia internasional telah memaksa negeri Zionis untuk menghentikan. Namun Israel tetap melanjutkan agresi militernya.

Sejauh ini korban di Gaza telah menewaskan 40.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. Sebanyak 10.000 orang dilaporkan hilang.

Dalam situasi sekarang ini, penting untuk mencari kembali alasan yang mendasari gencatan senjata segera dilakukan dan bagaimana hal itu dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih langgeng.

Kontribusi AS-Rusia

Dalam sejarah, Timur Tengah adalah kawasan yang telah lama menjadi pusat konflik geopolitik, yang melibatkan berbagai kekuatan regional dan global. Di antara kekuatan global tersebut, Amerika Serikat (AS) dan Rusia memainkan peran penting dalam upaya mencapai perdamaian di Timur Tengah.

Kedua negara ini memiliki kepentingan strategis. Punya kebijakan luar negeri untuk Timur Tengah. AS dan Rusia saling berkontribusi untuk perang dan perdamaian. Juga bersaing pengaruh kekuasaan di kawasan tersebut.

Baca Juga Sosok Petempur Yahya Sinwar, sang Pengganti Ismail Haniyah

Salah satu kontribusi terbesar AS dan Rusia dalam melakukan perdamaian Timur Tengah melalui diplomasi multilateral. Kedua negara ini sering terlibat dalam berbagai forum internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk membahas solusi bagi konflik di Timur Tengah seperti konflik Israel-Palestina, perang saudara di Suriah, dan ketegangan di Yaman.

Rusia juga memiliki peran penting dalam upaya pengendalian senjata dan denuklirisasi di Timur Tengah, khususnya terkait dengan program nuklir Iran. Kesepakatan nuklir Iran Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang ditandatangani pada 2015 adalah contoh di mana Rusia bersama dengan negara-negara lain, bekerja sama untuk mencegah peningkatan program senjata nuklir di kawasan.

AS dan Rusia sejatinya memiliki perbedaan yang mendasar dalam banyak hal, namun memiliki kesamaan dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah. Keduanya telah bekerja sama dalam banyak hal (baik secara langsung maupun tidak langsung) untuk menciptakan stabilitas politik di Timur Tengah. Meskipun upaya yang dilakukan keduanya terhadap de-eskalasi konflik di Palestina masih belum terlalu signifikan, namun peran mereka dalam menjaga dialog dan gencatan senjata tetap hidup dan sangat penting.

Jenderal tinggi AS C.Q. Brown telah memulai perjalanan ke Yordania dan beberapa negara Arab lainnya untuk membantu menurunkan ketegangan yang terjadi. Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga setelah melakukan kunjungannya ke Rusia pada Selasa 13 Agustus 2024, dirinya menegaskan untuk berkunjung ke Gaza dan melakukan negosiasi.

Dalam mencegah eskalasi lebih lanjut, kerja sama yang erat antara AS dan Rusia menjadi kunci untuk mencapai stabilitas di kawasan saat ini. Upaya mereka dalam diplomasi multilateral, pengendalian senjata, dan mediasi konflik bisa menentukan arah perdamaian di Timur Tengah jauh lebih baik.

Menunggu perdamaian di antara negara yang sedang berkonflik tanpa dukungan pihak ketiga, gencatan senjata hanyalah sebuah fatamorgana.

Upaya Menenangkan Ketegangan

Upaya menenangkan perang Israel-Palestina melibatkan berbagai pendekatan dari berbagai pihak untuk mengurangi kekerasan, mendorong dialog, dan mencari solusi damai.

Menghentikan penderitaan manusia akibat perang tidak dapat dikesampingkan. Setiap kali konflik berlangsung, lebih banyak nyawa akan hilang, keluarga terpecah, dan anak-anak yang tumbuh dengan trauma akibat perang tak berkesudahan.

Di tengah segala perbedaan politik dan ideologis, nilai kemanusiaan harus menjadi prioritas utama. Gencatan senjata bukanlah sekadar upaya untuk meredakan ketegangan, tetapi juga merupakan kewajiban moral untuk menghentikan penderitaan dan memberikan kesempatan bagi mereka yang terdampak untuk memulai proses pemulihan.

Baca Juga Ismail Haniyeh, Hamas Tak Pernah Mati walau Pemimpinnya Mati

Ketika senjata dibungkam, dialog dapat dimulai. Meskipun tidak ada jaminan bahwa dialog akan langsung menghasilkan solusi jangka panjang, ini memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk mengeksplorasi jalan keluar dari kebuntuan yang ada.

Gencatan senjata bisa menjadi momentum untuk memulai kembali pembicaraan damai yang telah lama terhenti, dengan fokus pada upaya menemukan solusi yang dapat diterima bersama.

Pendekatan multilateral melibatkan banyak pihak untuk menyelesaikan konflik. Ini termasuk peran Quartet on the Middle East (PBB, AS, Uni Eropa, dan Rusia) dalam mengoordinasikan upaya perdamaian. Peran AS-Rusia dalam menyusun resolusi dan merancang inisiatif untuk menenangkan ketegangan sangatlah diperlukan.

Peran negara-negara Arab dan regional juga penting dalam upaya perdamaian. Resolusi konflik di Palestina harus didasarkan pada dukungan terhadap solusi dua negara. Meski tantangan di lapangan cukup besar, harapan akan terciptanya sebuah stabilitas politik di kawasan jauh lebih dibutuhkan saat ini.

Mencari alasan untuk gencatan senjata dalam perang Israel-Palestina bukan lagi hal yang mustahil ditemukan. Mewujudkannya adalah sebuah tantangan di tengah kompleksitas politik, sejarah, dan emosi yang mendalam. Namun, demi masa depan yang lebih baik dan adil bagi kedua bangsa, gencatan senjata menjadi langkah pertama yang harus segera diambil, sebagai harapan menuju perdamaian yang lebih permanen. (#)

Penyunting Sugeng Purwanto

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *