Tagar.co

Home » Nikmatnya Asem-Asem Sembilang, Rasakan di Tiga Warung Populer Ini
Asem-asem sembilang termasuk makanan favorit di Gresik. Ada tiga warung populer yang menyediakan menu itu. Dua berada di pelosok, satu di titik nol Jalan Daendels. Agar aman mendapatkannya, ada jurus yang harus Anda lakukan.

Nikmatnya Asem-Asem Sembilang, Rasakan di Tiga Warung Populer Ini

Asem-asem sembilang termasuk makanan favorit di Gresik. Ada tiga warung populer yang menyediakan menu itu. Dua berada di pelosok, satu di titik nol Jalan Daendels. Agar aman mendapatkannya, ada jurus yang harus Anda lakukan.
Sebaskom asem-asem sembilang di Dapur Hartatik (Tagar.co/Zada Kanza Makhfiya Mohammad)

Asem-asem sembilang termasuk makanan favorit di Gresik. Ada tiga warung populer yang menyediakan menu itu. Dua berada di pelosok, satu di titik nol Jalan Daendels. Agar aman mendapatkannya, ada jurus yang harus Anda lakukan.

Tagar.co – Selasar berbentuk panggung siang itu terasa sejuk. Semilir angin berhembus dari persawahan yang terhampar luas sejauh mata memandang. 

Sebatang pohon keres yang kukuh tumbuh di beranda belakang bangunan itu menambah sejuk suasana. Berpadu dengan atap modern yang terbuat dari galvalum, pohon ‘liar’ ini ikut menaungi tiga kelompok pengunjung yang pagi menjelang siang, Ahad (18/8/2024) itu sedang menunggu selesainya makanan dihidangkan.

Baca juga: Gurih, Asam, dan Pedas Bubur Masin yang Mulai Langka

Serambi itu sengaja dibangun berbentuk panggung karena di bawahnya ada persawahan yang saat musim hujan berubah menjadi tambak. Dan spot ini adalah daya tarik tersendiri bagi pengunjung Pawon Hartatik, di samping, tentu saja, ikan sembilang yang menjadi menu andalan. 

Pawon Hartatik terletak di pelosok Desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah, Kabupateng Gresik, Jawa Timur. Dari Jalan Daendels Bungah-Sidayu, Gresik, pengunjung masih harus masuk ke jalan kampung dan berbelok beberapa kali untuk sampai di Kebun Ghowah, tempat restoran ini berdiri.

Warung Terpencil

Meski terpencil, tapi tempat makan ini cukup populer. Terbukti berbagai penikmat kuliner, pernah bahkan mengulang lagi, datang ke restoran ini. Seperti saya, yang Ahad itu menjadi kali ketiga kunjungan ke tempat ini. 

Apalagi pemilik warung, Hartatik, rajin mengunggah foto-foto pengunjung ke akun Instragram @hartatikpawon. Di situ tampak Anggota DPR/MPR RI 2019-2024 Prof. Zainuddin Maliki pernah bertandang ke sana.

Baca juga: Harisah, Bubur Khas Bungah Bisa Tingkatkan Stamina

Dapur Hartatik termasuk satu dari tiga warung popular di Kabupaten Gresik yang menyediakan masakan khas asem-asem ikan Sembilang. Sebelumnya, ada Warung Sembilang Pak Kasan yang berlokasi di Desa Bedanten, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Untuk ke sana pengunjung harus melewati pertigaan di Desa Karang Rejo lalu menuju ke arah Mengare melewati jalan berpaving.

Sama seperti Dapur Hartatik, Warung Pak Kasan juga berlokasi di persawahan atau area tambak. Meski begitu, keduanya sangat popular bagi pengunjung dari berbagai daerah. Berbeda dengan Warung Sembilang yang berada di Jalan Jembatan Manyar Gresik. Warung ini tampak mencolok karena berada di titik nol Jalan Daendels Manyar-Sidayu. Apalagi jika sedang ada deretan mobil pengunjung yang diparkir. Hal itu seperti iklan gratis bagi pengendara jalan pantura.

Ikan Lele Laut

Ketiga warung itu populer karena menyajikan menu utama asem-asem ikan sembilang. Menu-menu lainnya, seperti asem-asem bandeng di Warung Sembilang Manyar, atau kepiting asam manis di Dapur Hartatik hanyalah menu alternatif.

Mengutip, health.detik.com ikan sembilang termasuk kelas Actinopterygii, ordo Siluriformes, famili Plotosidae. Ikan ini memiliki nama latin Plotosus canius atau dalam bahasa Inggris populer dengan nama Striped Eel-Catfish. Ikan ini masih kerabat dengan ikan lele. Bisa dilihat dari bentuk tubuhnya yang mirip dengan lele.

Baca juga: Bebek Cak Selem Gresik, Bisa Pilih tanpa Tulang

Menurut Wikipedia penciri khas yang membedakannya dari kelompok lainnya adalah menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip ekor, dan sirip anus sehingga bagian belakangnya tampak seperti sidat. Dalam Bahasa Inggris ia disebut eel-tailed catfis alias ikan berkumis ekor.

Ikan sembilang hidup di perairan muara, laguna, laut, dan payau. Selain itu, ikan ini juga mampu hidup di perairan pantai, kawasan terumbu atau laut dangkal yang tidak terlalu luas berdasar gundukan batuan koral atau gamping. Karena hidup di perairan laut dan menyerupai ikan lele, sebagian orang menyebut ikan sembilang dengan lele laut.

Nurfadlilah (ketiga dari kanan) di Dapur Hartatik, Ahad (18/8/2024) (Tagar.co/Istimewa)

Masakan Tidak Amis

Menurut Nurfadliah—yang Ahad (18/8/2024) itu saya ajak makan ke Dapur Hartatik—dia suka dengan asem-asem sembilang karena cara memasaknya tidak meninggalkan bau amis. Hal itu dia rasakan saat menikmati ikan tersebut di Warung Sembilang Pak Kasan beberapa tahun sebelumnya.

Bau amis juga tidak dia rasakan di Dapur Hartatik. Meski baru kali pertama mengunjunginya, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Gresik itu sangat terkesan di Dapur Hartatik. Selain tidak amis, cara memasaknya juga berbeda. Sebagian bumbunya tidak diulek atau dihaluskan tetapi cukup diiris atau dicemplungkan, seperti tomat dan cabai.

Baca jugaNikmati Penyet Belut Kertosono Bonus Pemandangan Sawah

“Cara masak dan tempatnya juga bersih,” ungkapnya. Dia pun lahap menghabiskan ikan sembilang sambil menikmati minuman legen yang disajikan secara dingin. Penyajian nasi putih di wakul yang terbuat dari bambu dengan lapisan daun pisang juga membuatnya terkesan.

Sementara itu bagi Syifa Mutiara Putri, yang berasal dari Tenggerang Selatan, Banten, merasakan sensasi tersendiri. Menurut warga tnanggerang Selatan, Banten, ini dagingnya empuk. “Rasa kuahnya nendang,” ungkap Syifa yang datang dengan temannya, Dewi Wulandari, dari Bekasi, Jawa Barat. Keduanya berada di Gresik untuk keperluan keluarga pada 13-14 Juli 2024 lalu.

Telepon Dahulu

Sayangnya, saat itu keduanya tidak bisa menikmati kepala ikan sembilang yang menjadi favorit. Pasalnya saat siang, kepala ikan sembilang sudah ludes. Bahkan saat itu, dari seporsi yang dipesan, hanya dapat satu potong badan ikan sembilang. Satu potongnya diganti ikan bandeng. Menurut pramusaji, persediaan ikan sembilang saat itu sudah menipis sehingga setiap pengunjung hanya diberi jatah satu potong agar pengunjung berikutnya masih kebagian.

Baca juga: Balung Dinosaurus Bakar, Kuliner Yogyakarta yang Menggoda

Dari beberapa kali menikmati asem-asem sembilang di tiga warung itu, salah satu jurus yang haras dipakai adalah makan di pagi hari sebelum makan siang. Atau Anda harus memesan alias reservasi terlebih dahulu melalui telepon. 

Seperti Ahad itu. Pada pukul 08.00 saya sudah menelepon Dapur Hartatik untuk memesan kepala ikan sembilang. “Ada, tapi baru dimasak. Nanti jam 09.30 datang ke sini,” kata Hartatik, ibu sang pemilik, di ujung telepon WhastApp.

Maka saat kami datang pukul 10.00, sebaskom asem-asem sembilang dengan potongan besar kepala dan beberapa badan ikan sembilang kami nikmati berlima dengan menu tambahan kepiting asam manis. Duh, maknyus! (#)

Jurnalis Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *