Membangun Romantisme Suami Istri dalam Beribadah
Membangun romantisme suami istri harus selalu ada dalam rumah tangga, termasuk dalam hal ibadah. Rasulullah Saw mengajarkan bagaimana kemesraan itu dibangun. Agar digapai rahmah Allah.
Oleh Masro’in Assafani, M.A., Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Tagar.co – Rasulullah Muhammad Salallahualaihiwasalam adalah manusia agung, manusia yang sangat mulia dan berakhlak karimah; manusia yang amat istimewa.
Semua keteladanan lengkap ada pada diri beliau, baik di dalam hubungan kemanusiaan, kekerabatan, kekeluargaan, maupun pada kehidupan berkeluarga. Semua ada di dalam diri Rasulullah Saw.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab/33:21)
Cinta dalam Rahmat Tuhan
Nabi Muhammad Saw memberi keteladanan dalam mengemas kemesraan dengan kemakrufan bersama sang istri dalam beribadah malam.
Baca juga: Indahnya Kesabaran
Rasulullah memberi petunjuk dengan indah, mengabarkan bahwa:
- Allah akan merahmati seseorang yang bangun malam kemudian salat lalu membangunkan istrinya. Ini sebuah bimbingan indah dalam kemesraan pergaulan suami istri di dalam beribadah.
- Apabila istrinya menolak, dia akan memercikkan air ke mukanya. Ini sangat lembut dan penuhkemesraan. Hubungan suami istri yang dibangun dengan penuh keindahan.
- Suami istri saling menciptakan tautan cinta kasih dengan mesra dan indah. Allah akan merahmati seorang istri yang bangun malam lalu salat, kemudian dia membangunkan suaminya. Apabila suaminya enggan, maka istrinya akan memercikkan air ke muka suaminya.
Sebagaimana beliau bersabda:
حَدَّثَنَا ابْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا ابْنُ عَجْلَانَ عَنْ الْقَعْقَاعِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ *عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِمَ اللَّهُرَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْفِي وَجْهِهِ الْمَاءَ*
Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Basyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ibnu ‘Ajlan] dari [Al-Qa’qa’] dari [Abu Shalih] *dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah Salallahualaihiwasalam bersabda: ‘Allah akan merahmati seseorang yang bangun malam kemudian salat lalu membangunkan istrinya. Apabila istrinya menolak, dia akan memercikkan air ke mukanya, dan Allah akan merahmati seorang istri yang bangun malam lalu salat, kemudian dia membangunkan suaminya, apabila suaminya enggan, maka istrinya akan memercikkan air ke muka suaminya.” * Sunan Abu Daud hadis nomor 1113 (Lihat: Aunul Mabud) 1113/4590.
Baca juga: Allah Maha Menyembuhkan
Luasnya Ampunan dan Kasih Sayang Tuhan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّهٗ كَا نَ فَرِيْقٌ مِّنْ عِبَا دِيْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَاۤ اٰمَنَّا فَا غْفِرْ لَـنَا وَا رْحَمْنَا وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ ۚ
“Sungguh ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa, Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.” (Al-Mu’minun/23: 109)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَا رْحَمْ وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ
“Dan katakanlah (Muhammad), Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.” (Al-Mu’minun/23: 118)
Baca juga: Cita-Cita Menakjubkan, Lahirnya Pembebas Palestina
Kesimpulan
- Percikan air dari suami atau istri, merupakan ajaran Tuhan dalam membentuk kasih sayang antara kedua insan, yang jiwanya sama-sama terikat dalam rajutan pengabdian kepada Allah Tuhan yang Maha Rahman Rahim.
- Percikan air antara suami istri yang bangun malam, berbuah kasih sayang Tuhan Yang Maha Rahman Rahim, yang Maha Luas Rahmat-Nya. Irhamna.
- Maka suami istri akan saling menciptakan kelembutan, bukan kekerasan dan penindasan. Melahirkan kasih sayang dalam hubungan, bukan saling menghinakan.
- Maka terbentuklah keistimewaan, suami mengistimewakan istri bukan merendahkan. Istri memuliakan suami karena suami mengistimewakan istri.
- Rumah tangga yang terjalin atau dibangun dengan dasar ibadah yang sesungguhnya, yang betul-betul mengakar dalam jiwa ,akan memadukan dua unsur yaitu keistimewaan dan kemuliaan.
- Rumah tangga yang menjadi sepasang insan dalam rahmat Tuhan.
Doa
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا
“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”” (Al-Furqan/25:74) (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni