Tagar.co

Home » Jajanan Lawas Khas Gresik Menyapa Pengunjung Mal
Pengunjung Gressmall Gresik tersenyum saat disapa karak tempe, nasi krawu, kupat kethek, pethulo, arang-arang kambang, rujak cingur, maupun rujak lotek. Lidah mereka bergoyang di Pasar Djadoel Grissee. 

Jajanan Lawas Khas Gresik Menyapa Pengunjung Mal

Pengunjung Gressmall Gresik tersenyum saat disapa karak tempe, nasi krawu, kupat kethek, pethulo, arang-arang kambang, rujak cingur, maupun rujak lotek. Lidah mereka bergoyang di Pasar Djadoel Grissee. 
Pengunjung Pasar Djadoel Grissee di Gressmall Gresik, Sabtu (3/8/2024) (Tagar.co/Ichwan Arif)

Jajanan lawas khas Gresik menyapa pengunjung Gressmall. Ada karak tempe, nasi krawu, kupat kethek, pethulo, arang-arang kambang, rujak cingur, maupun rujak lotek. Lidah mereka bergoyang di Pasar Djadoel Grissee. 

Tagar.co – Sayup-sayup lagu Padang Bulan terdengar ceria di Atrium Gressmall Gresik. Yo prokonco/dolanan neng njobo/Padang bulan padange koyo rino/Rembulane ne seng awe-awe. Ngelingake ojo turu sore/Yo prokonco dolanan neng njobo// Padang bulan padange koyo rino/Rembulane ne seng awe-awe/Ngelingake ojo podo turu sore.

Siang itu, Sabtu (3/8/2024) pukul 14.15 pengunjung Gressmall Gresik, yang berada di Perumahan Gresik Kota Baru (GKB) tampak ramai, terutama di atriumnya. Pengunjung dengan teliti melihat-lihat menu kuliner tradisional khas Gresik di stan Pasar Djadoel Grissee

Baca juga: Bebek Cak Selem Gresik, Bisa Pilih tanpa Tulang

Kegiatan yang diinisiasi Yayasan Omah Dhuafa Gresik ini sudah kali ketiga digelar. Aneka kuliner tradisional tersaji di berbagai stan dari bambu yang beratapkan jerami. Pedagangnya pun mengenakan pakaian tradisional. 

Di situ tersedia karak tempe, kupat kethek, pethulo, arang-arang kambang, rujak cingur, tahu tek telor, nasi krawu, martabak usus, es legen, macci, rujak manis, rujak lotek, dan serabi. 

Meski berada di dalam mal, namun nuansa tempo dulu masih terasa. Iringan lagu tradisional, pop jadul, maupun tampilan tarian tradisional menambah selera pengunjung mal yang menikmati makanan dan minuman di meja yang berada di tengah-tengah stan. 

Pengunjung Pasar Djadoel Grissee di Gressmall Gresik, Sabtu (3/8/2024) (Tagar.co/Ichwan Arif)

Kuliner Otentik

Founder Omah Dhuafa Syaikhu Busiri mengatakan, saat ini kuliner khas Gresik semakin sulit ditemukan. Agar tidak punah, pihaknya terus mengenalkan kuliner otentik ke kalangan anak muda. 

“Kuliner tradisional itu sangat sehat karena tidak ada tambahan bahan pengawet. Yang pasti makanan dan minumannya enak dan ringan dikantong pengunjung,” katanya, Sabtu (3/8/2024).

Dia berharap Pemkab Gresik dapat memberikan perhatian kepada para pedagang kuliner khas Gresik. Baik berupa pelatihan, pemasaran maupun pemberian bantuan modal. 

Baca juga: Bandar Grisse ibarat Gadis Cantik dan Menawan 

“Kita ingin seperti wilayah lain. Ada pasar yang menjajakan kuliner tradisional. Untuk itu kita harus memberi semangat kepada generasi muda untuk melestarikan kuliner tradisional ini,” ungkapnya.

Pasar Djadoel Grissee yang berlangsung empat hari, Kamis-Ahad (1-4/8/2024) ini semakin ramai. Titin penjaga stan karak tempe senang karena menu yang dijual ludes.

“Alhamdulillah, setiap hari karak tempe habis,” katanya.

Dia menuturkan, harga karak tempe pun ramah bagi pengunjung. “Cuma 10 ribu, pembeli sudah mendapat satu paket karak tempe yang berisi karak yang sudah ada ada bumbu dan dua tempe goreng,” katanya sambil melayani pembeli. 

Kadang, lanjutnya, pembeli juga beli gorengan. “Ya ada tempe goreng, tahu isi, ote-ote. Harganya 5 ribu dapat tiga biji gorengan,” sambungnya. 

Pengunjung mal Nadya Mazayu Nur Sabrina mengaku senang dengan hadirnya jajanan jadul khas Gresik. “Iya, tadi mencicipi karak tempe dan juga martabak usus. Enak juga,” ucapnya sambil tersenyum. (#)

Jurnalis Ichwan Arif Penyunting Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *