Tagar.co

Home » Riya, Penyakit Hati yang Sulit Terdeteksi
Riya, apa pengertiannya? Apa saja amal yang mungkin terhinggapi riya? Apa saja gejala penyakit riya? Dampak apa yang akan diterima para pengidap riya?

Riya, Penyakit Hati yang Sulit Terdeteksi

Riya, apa pengertiannya? Apa saja amal yang mungkin terhinggapi riya? Apa saja gejala penyakit riya? Dampak apa yang akan diterima para pengidap riya?
Riya alias pamer amal (Ilustrasi freepik.com premium)

Riya apa pengertiannya? Apa saja amal yang mungkin terhinggapi oleh penyakit riya? Apa saja gejala penyakit riya ini? Dampak apa yang akan diterima oleh para pengidap penyakit riya

Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).

Tagar.co – Riya berasal dari kata ara yang berarti melihat. Riya bermakna memperlihatkan. Secara istilah berarti memamerkan amal kepada orang lain. 

Kata riya disebut sebanyak tiga kali dalam Al-Qur’an, yaitu dalam Al-Baqarah/2:264, An-Nisa’/4:38, dan Al-Anfa1/8:47. Sedangkan yurauna disebut sebanyak dua kali, yaitu dalam surat An-Nisa’/4:142 dan Al-Maun/107:6. 

Tiga Amal Riya

Beberapa amal yang dilandasi riya dan dijelaskan oleh Al-Qur’an adalah: 

1. Sedekah Harta 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riyakepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhir …” (Al-Baqarah/2:264; baca juga An-Nisa’/4:38). 

2. Salat

“… Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit.” (An-Nisa’/4:142; baca juga Al-Maauun/107:6). 

3. Berangkat Perang 

“… Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi orang di jalan Allah. Dan Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.” (Al-Anfal/8:47). 

Baca juga: Baiat, Janji Setia pada Nabi Muhammad

Penyakit riya merupakan penyakit yang ditakutkan Rasulullah Saw akan menimpa umatnya, sebagaimana sabdanya: ‘Sesungguhnya yang aku khawatirkan pada kamu sekalian adalah syirik kecil.’ (Para sahabat) bertanya: ‘Apakah syirik kecil itu ya Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘Riya.’

Allah berfirman pada Hari Kiamat, saat memberi balasan amal kepada hamba-hamba-Nya: “Pergilah kamu kepada orang yang kamu pameri di dunia, maka lihatlah apakah kamu dapat balasan (pahala) dari mereka?” (H.R. Imam Ahmad). 

Gejala Riya

Gejala-gejala yang melekat pada diri seseorang yang suka pamer amal adalah: 

  • Malas beramal bila sendirian. 
  • Bersungguh-sungguh bila ada di tengah-tengah orang lain. 
  • Menambah amalnya jika dipuji. 
  • Melanggar larangan jika dalam kesendirian. 

Pamer amal alias riya merupakan penyakit yang sangat samar sehingga sulit atau tidak mungkin dideteksi oleh sesama manusia. Setiap pelaku kebaikan punya kesempatan dihinggapi penyakit ini. 

Mereka yang berperang di jalan Allah, berpeluang dalam hatinya keinginan disebut pahlawan. Yang pandai membaca Al-Qur’an berpeluang dalam hatinya ingin disebut sebagai qari. Mereka yang gemar membantu fakir miskin, berpeluang dalam hatinya disebut dermawan. 

Baca jugaSyariat Universal

Penderita penyakit ini hidupnya akan penuh dengan kebohongan, kepalsuan, dan kepura-puraan. Semua amal yang dilandasi oleh penyakit hati ini tidak akan mampu menyelamatkan dari api neraka, termasuk salat yang dilandasi oleh riya. Allah mengancamnya dengan Neraka Wail (Al-Maun/107:4-7). 

Perbuatan yang digunakan untuk menutupi kebejatan yang dilakukannya, jika terbongkar masyarakat maka dia akan dicap penghianat. Maka pamer amal yang dilakukan untuk mencari popularitas diri, tujuan itu mungkin akan didapatkannya tetapi Allah tidak meridainya. Apakah selama ini kita pamer amal? (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *