Indahnya Kesabaran
Indahnya kesabaran terlihat dari peristiwa yang dialami Al-Imam Ibnu Abbas. Ketika mendapat kabar ayahnya meninggal dunia, dia mengucapkan sebuah kalimat lalu salat dua rakat. Indahnya.
Oleh Masro’in Assafani, M.A., Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Tagar.co – Insan yang menggunakan Al-Qur’an sebagai teman dan arah hidupnya, maka dia akan mendapatkan bimbingan dari Al-Qur’an.
Di dalam segi kehidupannya, ayat-ayat Al-Qur’an akan menjadi ingatannya, baik di kala senang maupun susah, gembira ataupun duka.
Jika dia mendapat kegembiraan maka akan memuji Allah Swt dengan mengucap “alhamdulillah.” Bila mendapat ujian atau kedukaan akan bersabar. Ini adalah keindahan hati orang-orang yang sabar.
Sebuah kisah dari Anisul Mukminin yang di tulis Sa’dallah Al Muktar yang menggambarkan betapa indahnya kesabaran.
Baca juga: Allah Maha Menyembuhkan
Pada suatu hari Al-Imam Ibnu Abbas RA sedang menunggang kuda. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampirinya dan menyatakan duka cita kepadanya. Orang itu berkata, “‘Azzhamallah ajrak, ya Ibnu Abbas! Ayahmu telah meninggal dunia.”
Mendengar berita tersebut, Ibnu Abbas RA hanya berucap, “Innalillahi wainnailaihiraji’un. Walahaula walakuwataillabillah.” Lalu ia turun dari kudanya dan salat dua raka’at.
Seusai Ibnu Abbas salat, orang itu bertanya keheranan, “Mengapa Anda sambut dengan salat setelah aku memberitahukan kematian ayahmu, ya Abdallah?”
Ibnu Abbas RA menjawab, “Apakah kau tidak pernah mendengar firman Allah Taala yang memerintahkan: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah 153). (Safwak Sa’dallah Almuktar, Anisul Mukminin (Hiburan Orang-Orang Mukmin) h. 117 Cetakan 5, Gema Insani Press 1996)
Ibnu Abbas RA di saat mendapat kabar meninggalnya orang tuanya, diapun mengingat agar berikut dan kemudian jiwanya terbimbing untuk menjalankan salat dua rakaat.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(Al-Baqarah/2: 153)
Baca juga: Masroin Assafani, Menjadi Kiai secara Autodidak
Inilah indahnya kesabaran, tertatanya hati, cemerlangnya pikiran, dan teduhnya jiwa.
Maka hati yang khusyuk akan melahirkan ketentraman jiwa, bak diwaktu apapun juga.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
وَا سْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ وَاِ نَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (Al-Baqarah/2: 45)
Ayat ini membimbing ke arah yang betul-betul ringan. Dengan memakai sarana sabar dan salat, maka jiwa akan terhantarkan kepada ketenteraman.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَمَّا بَرَزُوْا لِجَـالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ قَا لُوْا رَبَّنَاۤ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَا مَنَا وَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْکٰفِرِيْنَ
“Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, ‘Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.’”
(Al-Baqarah/2 250) (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni