Tagar.co

Home » Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Peraih Penghargaan Sayembara Novel DKJ

Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Peraih Penghargaan Sayembara Novel DKJ

Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie meraih 2 penghargaan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta. Dalam berkarya, dia telah membuktikan diri menggabungkan cerita anak, fantasi, fiksi ilmiah, dongeng hingga mitos.

Tagar.co – Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, sastrawan kelahiran 10 Oktober 1993. Ziggy, sapaan akrabnya mengaku asal usul nama karena ayahnya terinspirasi album milik David Bowie.

Penulis novel Semua Ikan di Langit dan Di Tanah Lada ini bercerita suatu hari pada 2016, mengutip Jurnal Ruang, dia bercerita ayahnya sangat mengagumi album The Rise and Fall of Ziggy Stardust and the Spiders from Mars (1972) milik David Bowie.

Ayahnya lantas menamakan anak ketiganya Ziggy. Hanya nama belakang mereka saja yang berbeda-beda. Salah satu yang menginspirasi sang ayah untuk nama belakang anak ketiganya adalah film Zabriskie Point karya Michelangelo Antonioni pada 1970.

Baca juga: Budi Darma, Sastrawan Pencetus Teknik Kolase dalam Berkarya

Maret 2017, Ziggy menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum, Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Dia masuk ke Fakultas Hukum dengan mengikuti jejak ayahnya yang merupakan seorang pengacara.

Sejak tahun 2010, Ziggy terhitung telah menerbitkan 27 buku. Buku pertama yang dia tulis berjudul Indigo Girl yang terbit pada tahun 2010. Cita-cita awal Ziggy adalah menjadi penulis buku anak, tetapi setelah melihat bahwa pasar untuk buku anak tergolong sulit, dia pun menjadi penulis novel. Dia mengaku mungkin obsesinya untuk menjadi penulis buku anak mempengaruhi gaya penulisannya saat ini.

Novelnya yang berjudul Di Tanah Lada menjadi juara kedua dalam Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2015. Tahun berikutnya, Semua Ikan di Langit menjadi juara Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2016.

Baca jugaKang Abik, Penulis Ayat-Ayat Cinta hingga dari Sujud ke Sujud

Dalam berkarya, sebelumnya, Ziggy sering menggunakan nama pena. Setelah Di Tanah Lada  meraih penghargaan, Ziggy menggunakan nama panjangnya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Ziggy mengaku pemakaian nama-nama pena itu lantaran dia belum nyaman ketika karyanya dibicarakan orang lain.

Dia juga belum nyaman dikenal sebagai penulis dan merasa risih jika kisah yang ditulis dihubung-hubungkan dengan kehidupannya oleh orang-orang.

Ziggy pertama kali memakai nama pena saat menerbitkan buku pertamanya pada 2011. Selain itu, Ziggy juga mengaku senang bikin aneka nama pena dan tak pernah pusing memikirkan arti dari nama penanya.

Namun, Ziggy tidak bisa memakai salah satu nama penanya untuk Di Tanah Lada, sebab, lewat novelnya itu, dia sudah terdaftar sebagai pemenang dengan nama aslinya. Di Tanah Lada diganjar sebagai Pemenang Kedua Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2015.

Baca jugaAsma Nadia: Mahir Menulis Bukanlah Instan, Butuh Proses dan Jam Terbang

Akan tetapi, saat itu nama aslinya malah disangka nama pena. Namanya yang panjang itu disebut alay oleh beberapa orang.

Karya-karyanya

Antologi

  • Bloody Memory (2014)
  • Yang Terlupakan dan Dilupakan: Membaca Kembali Sepuluh Penulis Perempuan Indonesia (2021)
  • Cerita-Cerita Jakarta (POST Press, 2021)

Novel

  • Indigo Girl (2009)
  • Down The Little Abbey (2011)
  • Irine Shilling (2012)
  • Planetes: Memburu Tongkat Silex Luminar (2013)
  • My Name is Luca (2013)
  • The Other Side (2013)
  • Meant To Be (2015)
  • Dear Miss Tuddels (2015)
  • Di Tanah Lada (2015)
  • Undead 1 Air Mata Bulan: Malapetaka Dimulai (2016)
  • Undead 2 Kala: Hidup Yang Harus Berakhir (2016)
  • White Wedding (2016)
  • Jakarta Sebelum Pagi (2016)
  • San Francisco (2016)
  • Seaside: Dendam Takkan Pernah Terhapus Waktu (Senja, 2017)
  • Semua Ikan di Langit (2017)
  • Continuum (, 2018)
  • Extract from the Novel All the Fish in the Sky (2019, bahasa Inggris)
  • Kita Pergi Hari Ini (2021)
  • Open Tribunal (2022, bahasa Inggris)
  • Tiga dalam Kayu (2022)
  • Kapan Nanti (2023)
  • Pulau Batu di Samudra Buatan (2023)

Buku Anak

  • Wonderworks: Si Pemilik Keberuntungan (2012)
  • Fantasteen: Lucid Dream (2013)
  • Teru Teru Bozu (2014)
  • Ghost Dormitory In Sydney (2014)
  • FantasTeen: Toriad (2015)
  • Saving Ludo (2015)
  • Help! (2018)

Jurnalis Ichwan Arif Penyunting Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *