Tagar.co

Home » Berlatih Disiplin di Sekolah Dimulai dari Rumah
Tagar.co – Barisan siswa berseragam merah putih, bertopi warna senada dan berdasi merah terlihat rapi. Gerakan mereka selaras dengan panduan pembina upacara yang memimpin jalannya upacara di halaman SD Negeri Bulak Rukem 1 Surabaya, Senin (29/7/2024). Mereka sudah masuk di area lapangan sejak pukul 6.15 WIB. Upacara bendera tiap Senin itu dimulai tepat ketika jarum jam menunjukkan pukul 6.30 WIB. Tepat ketika hendak mulai, tiba-tiba dua anak laki-laki berlarian pontang panting menuju barisan. Sambil terengah-engah, mereka membetulkan letak dasi dan topinya. Ialah Azel Fedora Isatitaah (10) dan Barnes Fasle Maula (10). Tak mereka hiraukan peserta upacara yang memandang dengan penuh tanya. Begitupun dengan pandangan para guru yang turut berdiri di barisan depan siswa, berdampingan dengan para petugas upacara berseragam putih di barisan depan. Pemeriksaan kelengkapan atribut sekolah menjadi awal kesiapan barisan yang dipimpin oleh pemimpin barisan. Harapannya, anggota memeriksa kelengkapan seragam sekolahnya. Mulai dari topi, dasi, baju putih dengan badge kelas di lengan kanan, nama lengkap di dada kanan dan logo Tut Wuri Handayani di saku kiri. Selain itu, memakai ikat pinggang berlogo SD. Juga bawahan rok untuk siswa perempuan dan celana untuk siswa laki-laki. Berakhir pada kaos kaki putih dan sepatu hitam. Para siswa memeriksa semua itu sesuai instruksi Chairul Anwar, Wali Kelas VI E. Dia yang pagi itu mendapat amanah mengatur kesiapan peserta sebelum upacara resmi dimulai. "Hari ini yang atributnya belum lengkap masih kita beri waktu untuk dilengkapi hingga Senin depan. Bagi yang belum punya, bisa beli di koperasi sekolah agar seragam kalian rapi," pesannya di tengah depan lapangan. Sejenak suasana hening ketika Achmad Maulana Rahmatullah (11), bertugas sebagai pemimpin upacara, menyiapkan barisan. "Seluruhnya, siap grak!" tegasnya lantang. Satu per satu petugas upacara menjalankan tugasnya. Hingga tiba giliran Paskibraka mengibarkan sang Merah Putih dengan kompak. Mereka menjalankan tugasnya sampai bendera Indonesia berkibar di angkasa. Santri Surabaya Juara FASI XII Diterima Sekda Disiplin dari Rumah Upacara hari Senin yang sudah menjadi rutinitas sekolah itu punya peserta baru. Mereka yang sebelumnya kelas IV masuk siang, kini naik kelas V dan masuk pagi. Jadi ada perubahan pembiasaan yang membuat siswa perlu menyiapkan diri. Pagi itu, yang menjadi pembina upacara ialah Masbuchin, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti. Kesempatan menyampaikan amanat upacara ia manfaatkan untuk menekankan pesan moral terkait kedisiplinan. "Selamat untuk siswa kelas IV yang naik kelas V dan yang kelas V naik kelas VI. Khususnya kelas V yang semula di kelas IV masuk siang, sekarang di kelas V masuk pagi," sapanya di awal. Kepada siswa kelas V, Masbuchin mengharuskan mereka mulai menata pola tidur dan disiplin waktu. Harapannya, mereka bisa datang tepat waktu ke sekolah. Lebih lanjut, ia mengatakan, "Mulai hari ini, setiap Senin akan ada upacara. Maka sejak pukul 6.30 seluruh siswa sudah harus di lapangan berbaris rapi untuk melatih kedisiplinan dan kemandirian kalian." Latihan kedisiplinan ini menurutnya dimulai dari menyiapkan diri ketika di rumah. "Berawal dari istirahat yang cukup, menyiapkan jadwal pelajaran, dan seragam sekolah malam hari di rumah," urainya. Dengan disiplin sejak di rumah, ia meyakini, esok paginya anak-anak lebih siap ke sekolah. (#) Jurnalis Tri Eko Sulistiowati Penyunting Sayyidah Nuriyah

Berlatih Disiplin di Sekolah Dimulai dari Rumah

Tagar.co – Barisan siswa berseragam merah putih, bertopi warna senada dan berdasi merah terlihat rapi. Gerakan mereka selaras dengan panduan pembina upacara yang memimpin jalannya upacara di halaman SD Negeri Bulak Rukem 1 Surabaya, Senin (29/7/2024).

Mereka sudah masuk di area lapangan sejak pukul 6.15 WIB. Upacara bendera tiap hari Senin itu dimulai tepat ketika jarum jam menunjukkan pukul 6.30 WIB.

Tepat ketika hendak mulai, tiba-tiba dua anak laki-laki berlarian pontang panting menuju barisan. Sambil terengah-engah, mereka membetulkan letak dasi dan topinya. Ialah Azel Fedora Isatitaah (10) dan Barnes Fasle Maula (10).

Tak mereka hiraukan peserta upacara yang memandang dengan penuh tanya. Begitupun dengan pandangan para guru yang turut berdiri di barisan depan siswa, berdampingan dengan para petugas upacara berseragam putih di barisan depan.

Pemeriksaan kelengkapan atribut sekolah menjadi awal kesiapan barisan yang dipimpin oleh pemimpin barisan. Harapannya, anggota memeriksa kelengkapan seragam sekolahnya. Mulai dari topi, dasi, baju putih dengan badge kelas di lengan kanan, nama lengkap di dada kanan dan logo Tut Wuri Handayani di saku kiri.

Selain itu, memakai ikat pinggang berlogo SD. Juga bawahan rok untuk siswa perempuan dan celana untuk siswa laki-laki. Berakhir pada kaos kaki putih dan sepatu hitam.

Para siswa memeriksa semua itu sesuai instruksi Chairul Anwar, Wali Kelas VI E. Dia yang pagi itu mendapat amanah mengatur kesiapan peserta sebelum upacara resmi dimulai.

"Hari ini yang atributnya belum lengkap masih kita beri waktu untuk dilengkapi hingga Senin depan. Bagi yang belum punya, bisa beli di koperasi sekolah agar seragam kalian rapi," pesannya di tengah depan lapangan.

Sejenak suasana hening ketika Achmad Maulana Rahmatullah (11), bertugas sebagai pemimpin upacara, menyiapkan barisan. "Seluruhnya, siap grak!" tegasnya lantang.

Satu per satu petugas upacara menjalankan tugasnya. Hingga tiba giliran Paskibraka mengibarkan sang Merah Putih dengan kompak. Mereka menjalankan tugasnya sampai bendera Indonesia berkibar di angkasa.

Santri Surabaya Juara FASI XII Diterima Sekda

Disiplin dari Rumah

Upacara hari Senin yang sudah menjadi rutinitas sekolah itu punya peserta baru. Mereka yang sebelumnya kelas IV masuk siang, kini naik kelas V dan masuk pagi. Jadi ada perubahan pembiasaan yang membuat siswa perlu menyiapkan diri.

Pagi itu, yang menjadi pembina upacara ialah Masbuchin, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti. Kesempatan menyampaikan amanat upacara ia manfaatkan untuk menekankan pesan moral terkait kedisiplinan.

"Selamat untuk siswa kelas IV yang naik kelas V dan yang kelas V naik kelas VI. Khususnya kelas V yang semula di kelas IV masuk siang, sekarang di kelas V masuk pagi," sapanya di awal.

Kepada siswa kelas V, Masbuchin mengharuskan mereka mulai menata pola tidur dan disiplin waktu. Harapannya, mereka bisa datang tepat waktu ke sekolah.

Lebih lanjut, ia mengatakan, "Mulai hari ini, setiap Senin akan ada upacara. Maka sejak pukul 6.30 seluruh siswa sudah harus di lapangan berbaris rapi untuk melatih kedisiplinan dan kemandirian kalian."

Latihan kedisiplinan ini menurutnya dimulai dari menyiapkan diri ketika di rumah. "Berawal dari istirahat yang cukup, menyiapkan jadwal pelajaran, dan seragam sekolah malam hari di rumah," urainya.

Dengan disiplin sejak di rumah, ia meyakini, esok paginya anak-anak lebih siap ke sekolah. (#)

Jurnalis Tri Eko Sulistiowati Penyunting Sayyidah Nuriyah
Upacara bendera hari Senin di SDN Bulak Rukem 1 Surabaya. (Tagar.co/Tri Eko Sulistiowati)

Berlatih disiplin di sekolah bisa bermula dari pembiasaan di rumah. Inilah amanat pembina upacara bendera yang berlangsung di Sekolah Dasar Negeri Bulak Rukem 1 Surabaya.

Tagar.co – Barisan siswa berseragam merah putih, bertopi warna senada, dan berdasi merah terlihat rapi. Gerakan mereka selaras dengan panduan pembina upacara yang memimpin jalannya upacara di halaman SD Negeri Bulak Rukem 1 Surabaya, Senin (29/7/2024).

Mereka sudah masuk di area lapangan sejak pukul 6.15 WIB. Upacara bendera tiap hari Senin itu dimulai saat jarum jam menunjukkan pukul 6.30 WIB.

Ketika hendak mulai, tiba-tiba dua anak laki-laki berlarian pontang-panting menuju barisan. Sambil terengah-engah, mereka membetulkan letak dasi dan topinya. Ialah Azel Fedora Isatitaah (10) dan Barnes Fasle Maula (10).

Tak mereka hiraukan peserta upacara yang memandang dengan penuh tanya. Begitupun dengan pandangan para guru yang turut berdiri di barisan depan siswa, berdampingan dengan para petugas upacara berseragam putih di barisan depan.

Pemeriksaan kelengkapan atribut sekolah menjadi awal kesiapan barisan yang dipimpin oleh pemimpin barisan. Harapannya, anggota memeriksa kelengkapan seragam sekolahnya. Mulai dari topi, dasi, baju putih dengan badge kelas di lengan kanan, nama lengkap di dada kanan dan logo Tut Wuri Handayani di saku kiri.

Selain itu, memakai ikat pinggang berlogo SD. Juga bawahan rok untuk siswa perempuan dan celana untuk siswa laki-laki. Berakhir pada kaos kaki putih dan sepatu hitam.

Lengkapi Atribut

Para siswa memeriksa semua itu sesuai instruksi Chairul Anwar, Wali Kelas VI E. Dia yang pagi itu mendapat amanah mengatur kesiapan peserta sebelum upacara resmi dimulai.

“Hari ini yang atributnya belum lengkap masih kita beri waktu untuk dilengkapi hingga Senin depan. Bagi yang belum punya, bisa beli di koperasi sekolah agar seragam kalian rapi,” pesannya di tengah depan lapangan.

Sejenak suasana hening ketika Achmad Maulana Rahmatullah (11), bertugas sebagai pemimpin upacara, menyiapkan barisan. “Seluruhnya, siap grak!” tegasnya lantang.

Satu per satu petugas upacara menjalankan tugasnya. Hingga tiba giliran Paskibraka mengibarkan sang Merah Putih dengan kompak. Mereka menjalankan tugasnya sampai bendera Indonesia berkibar di angkasa.

Santri Surabaya Juara FASI XII Diterima Sekda

Disiplin dari Rumah

Upacara hari Senin yang sudah menjadi rutinitas sekolah itu punya peserta baru. Mereka yang sebelumnya kelas IV masuk siang, kini naik kelas V dan masuk pagi. Jadi ada perubahan pembiasaan yang membuat siswa perlu menyiapkan diri.

Pagi itu, yang menjadi pembina upacara ialah Masbuchin, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Kesempatan menyampaikan amanat upacara ia manfaatkan untuk menekankan pesan moral terkait kedisiplinan.

“Selamat untuk siswa kelas IV yang naik kelas V dan yang kelas V naik kelas VI. Khususnya kelas V yang semula di kelas IV masuk siang, sekarang di kelas V masuk pagi,” sapanya di awal.

Kepada siswa kelas V, Masbuchin mengharuskan mereka mulai menata pola tidur dan disiplin waktu. Harapannya, mereka bisa datang tepat waktu ke sekolah.

Lebih lanjut, ia mengatakan, “Mulai hari ini, setiap Senin akan ada upacara. Maka sejak pukul 6.30 seluruh siswa sudah harus di lapangan berbaris rapi untuk melatih kedisiplinan dan kemandirian kalian.”

Latihan kedisiplinan ini menurutnya dimulai dari menyiapkan diri ketika di rumah. “Berawal dari istirahat yang cukup, menyiapkan jadwal pelajaran, dan seragam sekolah malam hari di rumah,” urainya.

Dengan disiplin sejak di rumah, ia meyakini, esok paginya anak-anak lebih siap ke sekolah. (#)

Jurnalis Tri Eko Sulistiowati Penyunting Sayyidah Nuriyah

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *