Tagar.co

Home » Ummi, Benarkah Nabi Muhammad Tidak Bisa Baca Tulis?
Apa arti ummi? Siapa saja yang dimaksud ummi oleh Al-Qur'an? Benarkah Muhammad Rasulullah Saw ummi dalam pengertian tidak bisa baca tulis? 

Ummi, Benarkah Nabi Muhammad Tidak Bisa Baca Tulis?

Apa arti ummi? Siapa saja yang dimaksud ummi oleh Al-Qur'an? Benarkah Muhammad Rasulullah Saw ummi dalam pengertian tidak bisa baca tulis? 
Ummi, Benarkah Nabi Muhammad Tidak Bisa Baca Tulis? (Ilustrasi freepik.com premium)

Apa arti ummi? Siapa saja yang dimaksud ummi oleh Al-Qur’an? Benarkah Muhammad Rasulullah Saw ummi dalam pengertian tidak bisa baca tulis? 

Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).

Tagar.co – Ummi merupakan bahasa Arab yang berarti buta huruf, tidak bisa menulis dan membaca. Kata ini disebut dua kali dalam Al-Qur’an yaitu dalam surat Al-A’raf/7:157 dan 158. Sedangkan bentuk jamaknya (ummiyyina) disebut tiga kali, yaitu dalam surat Ali Imran/3:20,75; dan Al-Jumu’ah/62:2; dan ummiyyuna disebut sekali dalam surat Al-Baqarah/2:78.

Penggunaan kata ummi diarahkan kepada tiga sasaran, yaitu: 

  1. Rasulullah Saw Sebagaimana firman-Nya, “Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada tuhan selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk” (Al-A’raf/7:158, baca juga ayat 157). 
  2. Bangsa Arab 
    Sebagaimana firman-Nya, “Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah…” (Al-Jumu’ah/62;2; baca juga Ali Imran/3:20,75). 
  3. Orang Yahudi 
    Sebagaimana firman-Nya: “Dan di antara mereka (Yahudi) ada yang ummi, tidak mengetahui Al-Kitab, kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.” (Al-Baqarah/2:78). 

Baca jugaSyariat Universal

Umminya Nabi 

Tentang ummi-nya Rasulullah Saw, ada juga yang tidak sepakat jika diartikan bahwa beliau buta huruf. Muhammad Saw ummi artinya dia lahir dan tumbuh di tengah umat dengan kebudayaan Arab yang tidak terbentuk oleh tradisi kenabian ataupun tradisi baca tulis. 

Ungkapan ma ana biqari’ (saya tidak bisa membaca)—ketika dialog dengan Jibril di Gua Hira’—diartikan sebagai ketidakkenalan Nabi dengan Kitab Suci apapun dan ketidakkenalan dengan tradisi tulis baca sebagaimana kaum Yahudi dan Nasrani (Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama, Paramadina, 1996). 

Tetapi makna lugawi dan data historis lebih menguatkan pengertian ummi dengan buta huruf, tidak bisa menulis dan membaca.

Baca jugaIjtihad dalam Hukum Islam

Firman Allah: “Dan kamu (Muhammad) tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur’an) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu. Andaikata kamu (pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).” (Al-Ankabut/29:48)

Perlu dicermati, dengan pergeseran arti ummi dari makna aslinya adalah peluang munculnya keragu-raguan terhadap keaslian Al-Qur’an yang berasal dari Allah Swt.

Sebab berbagai upaya pengingkaran teradap kebenaran Al-Qur’an pernah dilakukan oleh orang kafir. Sebagaimana diabadikan Al-Qur’an: “Dan Kami mengetahui bahwa mereka (orang kafir) berkata:

 ‘Sesunggulnya Al-Qur’an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).’ Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya adalah bahasa ‘ajm. Sedangkan Al-Qur’an adalah bahasa Arab yang terang.” (An Nahl/16:103). 

Baca jugaSyafaat Menurut Al-Qur’an

Setelah tuduhan bahwa Muhammad mempunyai guru gagal, mereka menuduh bahwa apa yang disampaikan Nabi adalah dongeng orang terdahulu (Al-Furqan/25:5).

Muhammad Saw memang ummi, tetapi berakhlak mulia. Pendidiknya bukan orang tuanya, bukan kakeknya, dan bukan pamannya. Melainkan Allah Swt, Rabbnya; Pendidik Sejati. Anda ingin mulia, ikutilah didikan Allah—yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunah! (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *