Lapangan Basket Bendul Merisi Permai Diresmikan, Ada Cerita Mengenaskan
Lapangan basket di permukiman itu bukan sekadar fasilitas umum. Namun tempat bersosialisasi dan silaturahmi antar warga dan bermain bagi anak-anak yang leluasa.
Tagar.co – Jumat, 26 Juli 2024, usai salat Isya. Lapangan basket di Fasum Bendul Merisi Permai Surabaya serasa berubah wujud menjadi arena kegembiraan bersama. Khususnya bagi anak-anak.
Lapangan basket ini berada di depan Masjid An-Nur. Dulu tempat ini juga dipakai tempat parkir mobil. Sekarang kondisinya sudah cling. Lantainya dicat warna merah dan biru dengan garis putih sebagai batas lapangan. Sekelilingnya diberi warna hijau. Makin enak dipandang mata.
Acara pengguntingan pita peresmian tadi malam oleh Ketua RW 09 dr Abdur Rivai seperti hari kemenangan yang dinanti anak-anak. Ya kemenangan!
Sastrawan Aming Aminuddin mengatakan, lapangan bermain itu punya makna lebih dari sekadar kemenangan. Banyak makna yang mesti diperjuangkan terus menerus: hak bermain anak-anak.
”Anak-anak bermain-main, dan biarkan!” kata Aming.
Baca Juga Masjid Istiqlal dan UIN Jadi Target Zionis
Bagus Prasetyo, Ketua RT 03, yang menangani renovasi fasilitas umum itu menerangkan, mewujudkan lapangan bermain ini merupakan momentum untuk menunjukkan sikap keberpihakan orang tua pada hak anak-anak.
Ungkapan senada disampaikan Alfian, Ketua RT 01, yang prihatin melihat anak-anak kini kehilangan lapangan bermain. Situasi yang kemudian memaksa anak-anak bermain ke jalanan. Atau nongkrong berjam-jam bermain game di lapangan sempit layar gawai. Atau membuat keributan di masjid.
”Orangtua hanya bisa membentak tanpa memberikan solusi apapun,” ujarnya.
Sesungguhnya tanpa kita sadari, kita sudah melakukan pengekangan bahkan pengusiran terhadap anak-anak, justru dari tempat yang semestinya paling aman dan nyaman buat dunianya.
Dikatakan, dalam dunia anak-anak yang kian sumpek, lapangan bermain anak itu telah menawarkan peluang kepada anak-anak untuk menerapkan nilai-nilai solidaritas, kejujuran, kejantanan, sportivitas, dalam kehidupan sehari-hari lewat begitu banyak aturan permainan. Nilai spiritual bermain tidak berakhir saat permainan digelar, melainkan harus terus dihidupi dan dipraktikkan.
Sudah terlalu lama kaum muda ini kehilangan lapangan bermain. Basket, voli, bersepeda, atau sekadar berlarian di kawasan ini.
Baca Juga Cantiknya Sungai Seine, Tempat Pembukaan Olimpade Paris 2024
Sebelum ini anak-anak kalau bermain di lapangan ini tidak leluasa karena ada mobil-mobil parkir. Mereka sering diteriaki, ”Awas, bolanya menghantam mobil!”
Peringatan itu menimbulkan pertanyaan bagi anak-anak. ”Mengapa kami yang diteriaki, bukan pemilik mobil?” ujar anak-anak itu.
Mempertimbangkan situasi ini kemudian warga usul kepada Ketua RW 09 dr Abdur Rivai untuk merenovasi lapangan basket menjadi arena bermain anak-anak tanpa menjadi tempat parkir.
Usul itu disetujui dengan menunjuk Bagus Prasetyo, Ketua RT 03, sebagai ketua panitia renovasi. Akhirnya malam itu bersama puluhan warga berkumpul menyaksikan peresmian lapangan yang sudah tampil berdandan apik. (#)
Jurnalis Zainal Arifin Emka Penyunting Sugeng Purwanto