Cara Hancurkan Air tanpa Menyentuhnya Terkuak di Pashmina Goes to School

0

Wakil Ketua PDNA Gresik Nurul Azizah, S.Psi menjelaskan di hadapan siswa Spemupat. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Tagar.co – Pada pos edukasi Pashmina Goes to School, Wakil Ketua PDNA Gresik yang membidangi Departemen Dakwah dan Pusintek Nurul Azizah, S.Psi. awalnya bertanya, "Siapa yang bawa botol berisi air?"

Beberapa siswa mengacungkan tangan. Perempuan yang akrab disapa Yunda Azizah itu memilih berjalan mendekati peserta perempuan yang duduk di tengah. Ia lalu meminjam botol tersebut dan membawanya ke depan, Kamis (18/7/2024) pagi.

Di hadapan 103 siswa kelas VII-IX SMP Muhammadiyah 4 Kebomas (Spemupat), Azizah kemudian menanyakan, "Siapa yang bisa menghancurkan air di depan ini tanpa menyentuhnya?" Botol itu ia angkat sejajar dengan matanya.

Para siswa saling menoleh. Mereka jadi bertanya-tanya. Sebagian tertawa penasaran. Seketika aula lantai 2 Spemupat riuh. Siswa diskusi antuasias.

Berselang semenit, Azizah memutuskan mengungkap dengan contoh langsung. "Hei air, kamu bodoh. Kamu itu tidak berguna!" Azizah memaki sambil menunjuk air dalam tumbler itu. Istighfar lantas terdengar dari para siswa.

Azizah melanjutkan merendahkan air tersebut. "Lihat temanmu bisa jalan-jalan. Bisa beli iPhone. Kamu miskin!"

Saat ditanya apakah percaya airnya hancur, di antara mereka banyak yang mengatakan tidak. Azizah membuktikan dengan hasil temuan lmuwan Jepang Dr. Masaru Emoto. Air yang mendapat afirmasi positif maka molekulnya tampak mengkristal. Sebaliknya, molekul air tampak rusak saat diebri ucapan negatif.

Begitu pula dengan manusia, katanya. Pada pos edukasi itu, Azizah mengajak mereka semua menyadari pentingnya menjaga lisan. Sebab, ucapan buruk bisa mudah menyakiti perasaan seseorang. Inilah salah satu pesan penting yang ia sampaikan saat berbagi tips menjaga kesehatan mental di era digital.

Baca Juga: Nasyiah Besuk Pantai Gresik, Temukan Sampah dari Rusia dan Ukraina 

Para kader Nasyiah dari PCNA Kebomas membantu pemberian real food berupa pisang, singkong dan telur rebus di Pos Gizi. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Sehat Mental

Sebelumnya, para siswa juga antusias ketika Azizah mengajak mereka senam otak. Diiringi musik instrumental bertempo cepat, Azizah memeragakan beberapa gerakan kombinasi tangan dan mata. Guru maupun siswa semangat mengikuti gerakan Azizah.

Pasalnya, para siswa kompak mengangkat tangan saat Azizah menanyakan siapa yang sudah punya ponsel. Karena itulah, Azizah menekankan, "Mau tidak mau kita berdampingan dengan teknologi!"

Usai mengajak siswa Spemupat senam otak spesial Pashmina Goes to School, ia mulai mengenalkan kesehatan mental. "Sehat mental itu kondisi di mana kita bisa menghadapi stres. Bukan berarti orang sehat gak punya masalah. Yang sehat itu juga punya masalah tapi mampu menyelesaikan," ujarnya Azizah.

"Allah menciptakan manusia untuk diuji. Yang sehat mental bisa melewati ujian dengan baik. Bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara produktif. Tidak hanya tidur saja. Ya mandi, belajar, makan, bersosialisasi, aktif memberi tanggapan dalam kelompok," imbuh Azizah.

Ia juga menegaskan, wajar jika mereka merasakan berbagai emosi. Setiap emosi punya manfaat. "Kadang sedih, bahagia, kecewa. Kalau cemas, gangguan nggak ya? Itu hal yang wajar! Jangan langsung, 'Kok aku cemas, kayaknya aku gangguan mental.' Cemas itu tanda. Perlu melakukan sesuatu agar tidak cemas," terangnya.

Karena para siswa sudah punya media sosial, Azizah mengungkap, "Yang bikin kita malas mandi ya HP." Gerr terdengar di antara siswa. Mereka menyetujuinya.

Di era digital ini, ia menyarankan agar mereka aktif bergerak. Selain itu, kalau ada masalah yang belum terselesaikan bisa konsultasi ke guru BK.

Baca Juga: Hafalan Haidar, Kolaborasi Indah Mugeb School dan Orang Tua

Salah satu siswi Spemupat sedang konsultasi ke dr Felisa Nur Khayana tentang IMT maupun kecenderungan anemia di Pos Kesehatan Pashmina PDNA Gresik. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Kenalkan Nasyiah

Pos edukasi ini juga menjadi wadah untuk mengenalkan Nasyiatul Aisyiyah. Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Kebomas Nur Furrotul Muarrof, S.Pd.I. memimpin sesi ini.

"NA adalah organisasi otonom putri Muhammadiyah. Kalau Muhammadiyah ayahnya, Aisyiyah ibunya, NA putrinya," terang tim Pashmina ini di hadapan para Ikatan Pelajar Muhammadiyah Spemupat.

Di sisi lain, Wakil Ketua PDNA Gresik yang membidangi Departemen Kesehatan dan LHPB Maftuchatus Saidah, S.Pd menyampaikan terima kasih kepada Spemupat yang memberi kesempatan untuk menyapa adik-adik Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

"Saya senang adik-adik IPM semangat menyanyikan mars NA. Adik-adik yang akan menjadi penerus Yunda-Yunda di Nasyiatul Aisyiyah ini," ujar Yunda Iid, sapaannya.

Kesempatan Pashmina Goes to School ini juga ia manfaatkan untuk mengajak remaja hidup sehat untuk mencegah stunting. Karena kesehatan tidak hanya mencakup psikologis tapi juga fisik.

"Sejak remaja boleh mengonsumsi tablet zat besi. Harus diimbangi makanan. Misal sayuran, buah, ikan, dan daging. Masakan di rumah insyaallah lebih sehat. Makan seblak dan cilok boleh tapi porsinya dikurangi," tuturnya.

Baca Juga: Masa Depan Bumi tanpa Kantong Plastik, Inovasi dan Solusi

Lima Pos

Tak hanya pos edukasi. PDNA Gresik juga menggelar lima pos Pashmina Goes to School. Ada pos registrasi di mana setiap siswa mendapat Kartu Pashmina. Pos ini terletak di sisi tangga. Jadi peserta wajib mampir ke pos ini sebelum menuju pos edukasi di lantai 2.

Kartu Pashmina wajib siswa bawa ketika memasuki setiap pos. Di sana terdapat kolom untuk mencatat identitas diri maupun informasi yang mereka peroleh selama mengikuti masing-masing pos.

Ada pula pos kesehatan. Lokasinya di ruang kelas VIII. Di sini PDNA Gresik menggandeng 1 dokter dan 2 perawat dari Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG). Tim Pashmina PDNA Gresik Mawaddatin, S.Kep.Ners. dan dua guru juga turut membantu.

Di sini siswa bisa mengecek tekanan darah juga berat dan tinggi badannya untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT). Fasilitas lainnya adalah konsultasi kesehatan dengan dokter.

Usai melayani siswa, dr Felisa Nur Khayana mengungkap, hanya beberapa siswa yang Anemia. "Bisa konsumsi tablet tambah darah dan perbanyak makan buah sayur," sarannya. 

Dari penghitungan IMT, lanjutnya, para siswa rata-rata memiliki berat badan ideal. "Ada obesitas beberapa. Yang kekurangan berat badan cuma sedikit," ungkapnya.

Beberapa siswa sedang konseling bersama Yunda-Yunda PDNA Gresik di Pos Psikologi. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Respon Positif

Di sampingnya, ruang kelas IX, ada pos konseling. Di sini ada dua anggota Pashmina berlatar psikologi yang siap menyimak curhatan para siswa. Ada Sayyidah Nuriyah, S.Psi dan Lu'luatul Usroh, S.Psi. Meski awalnya banyak siswa yang malu dan ragu, pada akhirnya belasan siswa mau konseling.

Wakil Kepala Kurikulum Spemupat Lendra Aditya Wardhana, S.Pd menyambut baik pos-pos Pashmina Goes to School ini. Ia mengajak siswa berani mencurahkan isi hatinya (curhat).

"Bisa cerita ya. Mungkin selama ini dipendam, tidak bisa diungkap secara langsung sampai mengganggu aktivitas sehari-hari," ujarnya.

"Teman yang suka tertawa belum tentu di hatinya ikut tertawa. Bisa jadi ada masalah yang ingin dia sampaikan tapi dia tutupi dengan keceriaan. Manfaatkan kesempatan hari ini," imbuhnya.

Terakhir, pos gizi. Di sinilah para kader Nasyiah PCNA Kebomas, sebagai panitia lokal, sigap membagikan makanan kepada para siswa. Seperti sebutir telur, sepotong singkong, dan sebuah pisang hijau. Siswa membawa kotak makan sendiri untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai.

Agenda ini juga berkolaborasi dengan kader IPM Spemupat. Ada Nikita Alfina Syahriani kelas IX sebagai pembawa acara, Naila Anisa Latifah kelas VIII pembaca tilawah, dan Almira Shafa Desyanti kelas IX sebagai dirigen. (#)

Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni
Wakil Ketua PDNA Gresik Nurul Azizah, S.Psi menjelaskan di hadapan siswa Spemupat. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Pashmina Goes to School PDNA Gresik di SMPM 4 Kebomas bikin banyak siswa tercengang. Mereka heran, bagaimana menghancurkan air dalam tumbler di hadapan mereka tanpa menyentuhnya?

Tagar.co – “Siapa yang bawa botol berisi air?” Pertanyaan Wakil Ketua PDNA Gresik yang membidangi Departemen Dakwah dan Pusintek Nurul Azizah, S.Psi. itu meluncur pada pos edukasi Pashmina Goes to School.

Beberapa siswa mengacungkan tangan. Perempuan yang akrab disapa Yunda Azizah itu memilih berjalan mendekati peserta perempuan yang duduk di tengah. Ia lalu meminjam botol tersebut dan membawanya ke depan, Kamis (18/7/2024) pagi.

Di hadapan 103 siswa kelas VII-IX SMP Muhammadiyah 4 Kebomas (Spemupat), Gresik, Azizah kemudian menanyakan, “Siapa yang bisa menghancurkan air di depan ini tanpa menyentuhnya?” Botol itu ia angkat sejajar dengan matanya.

Para siswa saling menoleh. Mereka jadi bertanya-tanya. Sebagian tertawa penasaran. Seketika aula lantai dua Spemupat riuh. Siswa diskusi antuasias.

Berselang semenit, Azizah memutuskan mengungkap dengan contoh langsung. “Hei air, kamu bodoh. Kamu itu tidak berguna!” Azizah memaki sambil menunjuk air dalam tumbler itu. Istigfar lantas terdengar dari para siswa.

Azizah melanjutkan merendahkan air tersebut. “Lihat temanmu bisa jalan-jalan. Bisa beli iPhone. Kamu miskin!”

Saat ditanya apakah percaya airnya hancur, di antara mereka banyak yang mengatakan tidak. Azizah membuktikan dengan hasil temuan lmuwan Jepang Dr. Masaru Emoto. Air yang mendapat afirmasi positif maka molekulnya tampak mengkristal. Sebaliknya, molekul air tampak rusak saat diebri ucapan negatif.

Begitu pula dengan manusia, katanya. Pada pos edukasi itu, Azizah mengajak mereka semua menyadari pentingnya menjaga lisan. Sebab, ucapan buruk bisa mudah menyakiti perasaan seseorang. Inilah salah satu pesan penting yang ia sampaikan saat berbagi tips menjaga kesehatan mental di era digital.

Baca Juga: Nasyiah Besuk Pantai Gresik, Temukan Sampah dari Rusia dan Ukraina

Para kader Nasyiah dari PCNA Kebomas membantu pemberian real food berupa pisang, singkong dan telur rebus di Pos Gizi. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)
Para kader Nasyiah dari PCNA Kebomas membantu pemberian real food berupa pisang, singkong dan telur rebus di Pos Gizi. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Sehat Mental

Sebelumnya, para siswa juga antusias ketika Azizah mengajak mereka senam otak. Diiringi musik instrumental bertempo cepat, Azizah memeragakan beberapa gerakan kombinasi tangan dan mata. Guru maupun siswa semangat mengikuti gerakan Azizah.

Pasalnya, para siswa kompak mengangkat tangan saat Azizah menanyakan siapa yang sudah punya ponsel. Karena itulah, Azizah menekankan, “Mau tidak mau kita berdampingan dengan teknologi!”

Usai mengajak siswa Spemupat senam otak spesial Pashmina Goes to School, ia mulai mengenalkan kesehatan mental. “Sehat mental itu kondisi di mana kita bisa menghadapi stres. Bukan berarti orang sehat gak punya masalah. Yang sehat itu juga punya masalah tapi mampu menyelesaikan,” ujarnya Azizah.

“Allah menciptakan manusia untuk diuji. Yang sehat mental bisa melewati ujian dengan baik. Bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara produktif. Tidak hanya tidur saja. Ya mandi, belajar, makan, bersosialisasi, aktif memberi tanggapan dalam kelompok,” imbuh Azizah.

Ia juga menegaskan, wajar jika mereka merasakan berbagai emosi. Setiap emosi punya manfaat. “Kadang sedih, bahagia, kecewa. Kalau cemas, gangguan nggak ya? Itu hal yang wajar! Jangan langsung, ‘Kok aku cemas, kayaknya aku gangguan mental.’ Cemas itu tanda. Perlu melakukan sesuatu agar tidak cemas,” terangnya.

Karena para siswa sudah punya media sosial, Azizah mengungkap, “Yang bikin kita malas mandi ya HP.” Gerr terdengar di antara siswa. Mereka menyetujuinya.

Di era digital ini, ia menyarankan agar mereka aktif bergerak. Selain itu, kalau ada masalah yang belum terselesaikan bisa konsultasi ke guru BK.

Baca Juga: Hafalan Haidar, Kolaborasi Indah Mugeb School dan Orang Tua

Salah satu siswi Spemupat sedang konsultasi ke dr Felisa Nur Khayana tentang IMT maupun kecenderungan anemia di Pos Kesehatan Pashmina PDNA Gresik. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)
Salah satu siswi Spemupat sedang konsultasi ke dr Felisa Nur Khayana tentang IMT maupun kecenderungan anemia di Pos Kesehatan Pashmina PDNA Gresik. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Kenalkan Nasyiah

Pos edukasi ini juga menjadi wadah untuk mengenalkan Nasyiatul Aisyiyah. Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Kebomas Nur Furrotul Muarrof, S.Pd.I. memimpin sesi ini.

“NA adalah organisasi otonom putri Muhammadiyah. Kalau Muhammadiyah ayahnya, Aisyiyah ibunya, NA putrinya,” terang tim Pashmina ini di hadapan para Ikatan Pelajar Muhammadiyah Spemupat.

Di sisi lain, Wakil Ketua PDNA Gresik yang membidangi Departemen Kesehatan dan LHPB Maftuchatus Saidah, S.Pd menyampaikan terima kasih kepada Spemupat yang memberi kesempatan untuk menyapa adik-adik Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

“Saya senang adik-adik IPM semangat menyanyikan mars NA. Adik-adik yang akan menjadi penerus Yunda-Yunda di Nasyiatul Aisyiyah ini,” ujar Yunda Iid, sapaannya.

Kesempatan Pashmina Goes to School ini juga ia manfaatkan untuk mengajak remaja hidup sehat untuk mencegah stunting. Karena kesehatan tidak hanya mencakup psikologis tapi juga fisik.

“Sejak remaja boleh mengonsumsi tablet zat besi. Harus diimbangi makanan. Misal sayuran, buah, ikan, dan daging. Masakan di rumah insyaallah lebih sehat. Makan seblak dan cilok boleh tapi porsinya dikurangi,” tuturnya.

Baca Juga: Masa Depan Bumi tanpa Kantong Plastik, Inovasi dan Solusi

Lima Pos

Tak hanya pos edukasi. PDNA Gresik juga menggelar lima pos Pashmina Goes to School. Ada pos registrasi di mana setiap siswa mendapat Kartu Pashmina. Pos ini terletak di sisi tangga. Jadi peserta wajib mampir ke pos ini sebelum menuju pos edukasi di lantai 2.

Kartu Pashmina wajib siswa bawa ketika memasuki setiap pos. Di sana terdapat kolom untuk mencatat identitas diri maupun informasi yang mereka peroleh selama mengikuti masing-masing pos.

Ada pula pos kesehatan. Lokasinya di ruang kelas VIII. Di sini PDNA Gresik menggandeng 1 dokter dan 2 perawat dari Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG). Tim Pashmina PDNA Gresik Mawaddatin, S.Kep.Ners. dan dua guru juga turut membantu.

Di sini siswa bisa mengecek tekanan darah juga berat dan tinggi badannya untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT). Fasilitas lainnya adalah konsultasi kesehatan dengan dokter.

Usai melayani siswa, dr Felisa Nur Khayana mengungkap, hanya beberapa siswa yang Anemia. “Bisa konsumsi tablet tambah darah dan perbanyak makan buah sayur,” sarannya. 

Dari penghitungan IMT, lanjutnya, para siswa rata-rata memiliki berat badan ideal. “Ada obesitas beberapa. Yang kekurangan berat badan cuma sedikit,” ungkapnya.

Tagar.co – Pada pos edukasi Pashmina Goes to School, Wakil Ketua PDNA Gresik yang membidangi Departemen Dakwah dan Pusintek Nurul Azizah, S.Psi. awalnya bertanya, "Siapa yang bawa botol berisi air?"

Beberapa siswa mengacungkan tangan. Perempuan yang akrab disapa Yunda Azizah itu memilih berjalan mendekati peserta perempuan yang duduk di tengah. Ia lalu meminjam botol tersebut dan membawanya ke depan, Kamis (18/7/2024) pagi.

Di hadapan 103 siswa kelas VII-IX SMP Muhammadiyah 4 Kebomas (Spemupat), Azizah kemudian menanyakan, "Siapa yang bisa menghancurkan air di depan ini tanpa menyentuhnya?" Botol itu ia angkat sejajar dengan matanya.

Para siswa saling menoleh. Mereka jadi bertanya-tanya. Sebagian tertawa penasaran. Seketika aula lantai 2 Spemupat riuh. Siswa diskusi antuasias.

Berselang semenit, Azizah memutuskan mengungkap dengan contoh langsung. "Hei air, kamu bodoh. Kamu itu tidak berguna!" Azizah memaki sambil menunjuk air dalam tumbler itu. Istighfar lantas terdengar dari para siswa.

Azizah melanjutkan merendahkan air tersebut. "Lihat temanmu bisa jalan-jalan. Bisa beli iPhone. Kamu miskin!"

Saat ditanya apakah percaya airnya hancur, di antara mereka banyak yang mengatakan tidak. Azizah membuktikan dengan hasil temuan lmuwan Jepang Dr. Masaru Emoto. Air yang mendapat afirmasi positif maka molekulnya tampak mengkristal. Sebaliknya, molekul air tampak rusak saat diebri ucapan negatif.

Begitu pula dengan manusia, katanya. Pada pos edukasi itu, Azizah mengajak mereka semua menyadari pentingnya menjaga lisan. Sebab, ucapan buruk bisa mudah menyakiti perasaan seseorang. Inilah salah satu pesan penting yang ia sampaikan saat berbagi tips menjaga kesehatan mental di era digital.

Baca Juga: Nasyiah Besuk Pantai Gresik, Temukan Sampah dari Rusia dan Ukraina 

Para kader Nasyiah dari PCNA Kebomas membantu pemberian real food berupa pisang, singkong dan telur rebus di Pos Gizi. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Sehat Mental

Sebelumnya, para siswa juga antusias ketika Azizah mengajak mereka senam otak. Diiringi musik instrumental bertempo cepat, Azizah memeragakan beberapa gerakan kombinasi tangan dan mata. Guru maupun siswa semangat mengikuti gerakan Azizah.

Pasalnya, para siswa kompak mengangkat tangan saat Azizah menanyakan siapa yang sudah punya ponsel. Karena itulah, Azizah menekankan, "Mau tidak mau kita berdampingan dengan teknologi!"

Usai mengajak siswa Spemupat senam otak spesial Pashmina Goes to School, ia mulai mengenalkan kesehatan mental. "Sehat mental itu kondisi di mana kita bisa menghadapi stres. Bukan berarti orang sehat gak punya masalah. Yang sehat itu juga punya masalah tapi mampu menyelesaikan," ujarnya Azizah.

"Allah menciptakan manusia untuk diuji. Yang sehat mental bisa melewati ujian dengan baik. Bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara produktif. Tidak hanya tidur saja. Ya mandi, belajar, makan, bersosialisasi, aktif memberi tanggapan dalam kelompok," imbuh Azizah.

Ia juga menegaskan, wajar jika mereka merasakan berbagai emosi. Setiap emosi punya manfaat. "Kadang sedih, bahagia, kecewa. Kalau cemas, gangguan nggak ya? Itu hal yang wajar! Jangan langsung, 'Kok aku cemas, kayaknya aku gangguan mental.' Cemas itu tanda. Perlu melakukan sesuatu agar tidak cemas," terangnya.

Karena para siswa sudah punya media sosial, Azizah mengungkap, "Yang bikin kita malas mandi ya HP." Gerr terdengar di antara siswa. Mereka menyetujuinya.

Di era digital ini, ia menyarankan agar mereka aktif bergerak. Selain itu, kalau ada masalah yang belum terselesaikan bisa konsultasi ke guru BK.

Baca Juga: Hafalan Haidar, Kolaborasi Indah Mugeb School dan Orang Tua

Salah satu siswi Spemupat sedang konsultasi ke dr Felisa Nur Khayana tentang IMT maupun kecenderungan anemia di Pos Kesehatan Pashmina PDNA Gresik. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Kenalkan Nasyiah

Pos edukasi ini juga menjadi wadah untuk mengenalkan Nasyiatul Aisyiyah. Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Kebomas Nur Furrotul Muarrof, S.Pd.I. memimpin sesi ini.

"NA adalah organisasi otonom putri Muhammadiyah. Kalau Muhammadiyah ayahnya, Aisyiyah ibunya, NA putrinya," terang tim Pashmina ini di hadapan para Ikatan Pelajar Muhammadiyah Spemupat.

Di sisi lain, Wakil Ketua PDNA Gresik yang membidangi Departemen Kesehatan dan LHPB Maftuchatus Saidah, S.Pd menyampaikan terima kasih kepada Spemupat yang memberi kesempatan untuk menyapa adik-adik Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

"Saya senang adik-adik IPM semangat menyanyikan mars NA. Adik-adik yang akan menjadi penerus Yunda-Yunda di Nasyiatul Aisyiyah ini," ujar Yunda Iid, sapaannya.

Kesempatan Pashmina Goes to School ini juga ia manfaatkan untuk mengajak remaja hidup sehat untuk mencegah stunting. Karena kesehatan tidak hanya mencakup psikologis tapi juga fisik.

"Sejak remaja boleh mengonsumsi tablet zat besi. Harus diimbangi makanan. Misal sayuran, buah, ikan, dan daging. Masakan di rumah insyaallah lebih sehat. Makan seblak dan cilok boleh tapi porsinya dikurangi," tuturnya.

Baca Juga: Masa Depan Bumi tanpa Kantong Plastik, Inovasi dan Solusi

Lima Pos

Tak hanya pos edukasi. PDNA Gresik juga menggelar lima pos Pashmina Goes to School. Ada pos registrasi di mana setiap siswa mendapat Kartu Pashmina. Pos ini terletak di sisi tangga. Jadi peserta wajib mampir ke pos ini sebelum menuju pos edukasi di lantai 2.

Kartu Pashmina wajib siswa bawa ketika memasuki setiap pos. Di sana terdapat kolom untuk mencatat identitas diri maupun informasi yang mereka peroleh selama mengikuti masing-masing pos.

Ada pula pos kesehatan. Lokasinya di ruang kelas VIII. Di sini PDNA Gresik menggandeng 1 dokter dan 2 perawat dari Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG). Tim Pashmina PDNA Gresik Mawaddatin, S.Kep.Ners. dan dua guru juga turut membantu.

Di sini siswa bisa mengecek tekanan darah juga berat dan tinggi badannya untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT). Fasilitas lainnya adalah konsultasi kesehatan dengan dokter.

Usai melayani siswa, dr Felisa Nur Khayana mengungkap, hanya beberapa siswa yang Anemia. "Bisa konsumsi tablet tambah darah dan perbanyak makan buah sayur," sarannya. 

Dari penghitungan IMT, lanjutnya, para siswa rata-rata memiliki berat badan ideal. "Ada obesitas beberapa. Yang kekurangan berat badan cuma sedikit," ungkapnya.

Beberapa siswa sedang konseling bersama Yunda-Yunda PDNA Gresik di Pos Psikologi. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Respon Positif

Di sampingnya, ruang kelas IX, ada pos konseling. Di sini ada dua anggota Pashmina berlatar psikologi yang siap menyimak curhatan para siswa. Ada Sayyidah Nuriyah, S.Psi dan Lu'luatul Usroh, S.Psi. Meski awalnya banyak siswa yang malu dan ragu, pada akhirnya belasan siswa mau konseling.

Wakil Kepala Kurikulum Spemupat Lendra Aditya Wardhana, S.Pd menyambut baik pos-pos Pashmina Goes to School ini. Ia mengajak siswa berani mencurahkan isi hatinya (curhat).

"Bisa cerita ya. Mungkin selama ini dipendam, tidak bisa diungkap secara langsung sampai mengganggu aktivitas sehari-hari," ujarnya.

"Teman yang suka tertawa belum tentu di hatinya ikut tertawa. Bisa jadi ada masalah yang ingin dia sampaikan tapi dia tutupi dengan keceriaan. Manfaatkan kesempatan hari ini," imbuhnya.

Terakhir, pos gizi. Di sinilah para kader Nasyiah PCNA Kebomas, sebagai panitia lokal, sigap membagikan makanan kepada para siswa. Seperti sebutir telur, sepotong singkong, dan sebuah pisang hijau. Siswa membawa kotak makan sendiri untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai.

Agenda ini juga berkolaborasi dengan kader IPM Spemupat. Ada Nikita Alfina Syahriani kelas IX sebagai pembawa acara, Naila Anisa Latifah kelas VIII pembaca tilawah, dan Almira Shafa Desyanti kelas IX sebagai dirigen. (#)

Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni
Beberapa siswa sedang konseling bersama Yunda-Yunda PDNA Gresik di Pos Psikologi. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Respon Positif

Di sampingnya, ruang kelas IX, ada pos konseling. Di sini ada dua anggota Pashmina berlatar psikologi yang siap menyimak curhatan para siswa. Ada Sayyidah Nuriyah, S.Psi dan Lu’luatul Usroh, S.Psi. Meski awalnya banyak siswa yang malu dan ragu, pada akhirnya belasan siswa mau konseling.

Wakil Kepala Kurikulum Spemupat Lendra Aditya Wardhana, S.Pd menyambut baik pos-pos Pashmina Goes to School ini. Ia mengajak siswa berani mencurahkan isi hatinya (curhat).

“Bisa cerita ya. Mungkin selama ini dipendam, tidak bisa diungkap secara langsung sampai mengganggu aktivitas sehari-hari,” ujarnya.

“Teman yang suka tertawa belum tentu di hatinya ikut tertawa. Bisa jadi ada masalah yang ingin dia sampaikan tapi dia tutupi dengan keceriaan. Manfaatkan kesempatan hari ini,” imbuhnya.

Terakhir, pos gizi. Di sinilah para kader Nasyiah PCNA Kebomas, sebagai panitia lokal, sigap membagikan makanan kepada para siswa. Seperti sebutir telur, sepotong singkong, dan sebuah pisang hijau. Siswa membawa kotak makan sendiri untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai.

Agenda ini juga berkolaborasi dengan kader IPM Spemupat. Ada Nikita Alfina Syahriani kelas IX sebagai pembawa acara, Naila Anisa Latifah kelas VIII pembaca tilawah, dan Almira Shafa Desyanti kelas IX sebagai dirigen. (#)

Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *