Kang Abik, Penulis Ayat-Ayat Cinta hingga Dari Sujud ke Sujud

0
Selain sastrawan, Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik, juga dikenal sebagai penceramah. Dia sedang menyelesaikan kelanjutan dari novel Ketika Cinta Bertasbih yang berjudul Dari Sujud ke Sujud.

Habiburrahman El Shirazy (Instargram/kangabik)

Selain sastrawan, Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik, juga dikenal sebagai penceramah. Dia sedang menyelesaikan kelanjutan dari novel Ketika Cinta Bertasbih yang berjudul Dari Sujud ke Sujud.
Habiburrahman El Shirazy (Instargram/kangabik)

Selain sastrawan, Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik, juga dikenal sebagai penceramah. Dia sedang menyelesaikan kelanjutan dari novel Ketika Cinta Bertasbih yang berjudul Dari Sujud ke Sujud.

Tagar.co – Habiburrahman El Shirazy adalah sastrawan dan cendekiawan Indonesia yang memiliki reputasi internasional. Kang Abik sapaan akrabnya adalah sastrawan Asia Tenggara pertama yang mendapatkan penghargaan dari The Istanbul Foundation for Sciences and Culture, Turki.

Selain itu, budayawan jebolan Al-Azhar University Cairo ini telah diganjar berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. Penulis novel Ayat-Ayat Cinta ini lahir Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976. Suami dari Muyasaratun Sa’idah ini menempuh pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyyah 1 Mraggen lulus tahun 1992. Saat di MTs ini, dia juga belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah.

Baca juga: Tere Liye, Penulis Misterius Serbabisa yang Kritis pada Pemerintah

Dia melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Program Khusus (MPAK) Surakarta, lulus tahun 1995. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadits di Universitas Al Azhar Kairo, lulus tahun 1999 dan pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo.

Selain sebagai sastrawan, dia juga dikenal sebagai sutradara, dai, penyair, pimpinan pesantren, dan juga penceramah.

Karya-karyanya

Semasa di SLTA, Habiburrahman pernah menulis teatrikal puisi berjudul Dzikir Dajjal sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994). Pernah meraih juara II lomba menulis artikel se-MAN I Surakarta (1994).

Dia juga pernah menjadi pemenang I dalam lomba baca puisi religius tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh panitia Book Fair’94 dan ICMI Orwil Jateng di Semarang, 1994). Dia juga pemenang I lomba pidato tingkat remaja se-eks Keresidenan Surakarta yang diselenggarakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS Surakarta, 1994).

Baca jugaLima Sastrawan Perempuan Menginspirasi, Ada Dee Lestari

Kang Abia juga pemenang pertama lomba pidato bahasa Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994) dan meraih Juara I lomba baca puisi Arab tingkat nasional yang diadakan oleh IMABA UGM Yogyakarta (1994).

Pernah mengudara di Radio JPI Surakarta selama satu tahun (1994-1995) mengisi acara Syharil Quran Setiap Jumat pagi. Pernah menjadi pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh Kanwil P dan K Jateng (1995) dengan judul tulisan, Analisis Dampak Film Laga terhadap Kepribadian Remaja. Beberapa penghargaan bergengsi lain berhasil diraihnya antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006.

Dari novelnya yang berjudul Ayat-ayat Cinta dia sudah memperoleh royalti lebih dari 1,5 miliar, sedangkan dari buku-bukunya yang lain tidak kurang ratusan juta sudah dia kantongi.

Baca jugaRobohnya Surau Kami: Wajah Indonesia di Antara Kegetiran dan Kekolotan

Selama di Kairo, dia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000).

Tulisannya berjudul Membaca Insanniyah al-Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian Misykati Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor antologi puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo).

Beberapa karya terjemahan yang telah dia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), dan Rihlah Ilallah (Era Intermedia, 2004). Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), dan Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004).

Sebelum pulang ke Indonesia pada 2002, dia diundang Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama lima hari (1-5 Oktober) untuk membacakan puisinya dalam momen Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair negara lain.

Baca jugaCantik Itu Luka, Diksi, dan Gado-Gado Genre

Puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastera (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair negara lain, puisi Habiburrahman juga dimuat kembali dalam Imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004).

Beberapa karya populer yang telah terbit antara lain, Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Bertasbih (Republika-Basmala, 2007),

Selain itu, ada Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, Bulan Madu di Yerussalem, dan Dari Sujud ke Sujud (kelanjutan dari Cinta Bertasbih). (#)

Jurnalis Ichwan Arif Penyunting Mohammad Nurfatoni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *