Syafaat Menurut Al-Qur’an
Syafaat menurut Al-Qur’an: Adakah syafaat untuk orang-orang kafir di akhirat? Siapa saja orang yang dapat memperoleh syafaat dan siapa pula yang dapat memberikannya kelak di akhirat?
Tafsir Kata Kunci Al-Quran oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).
Tagar.co – Syafaat berarti usaha perantaraan dalam memberikan manfaat bagi orang lain atau mengelakkan suatu mudarat dari orang lain. Kata syafaat disebut sebanyak 11 kali dalam Al-Qur’an. Beberapa di antaranya terdapat dalam surat: Al-Baqarah/2:48, An-Nisa’/4:85, dan Maryam/19:87.
Tentang keberadaan syafaat di akhirat, di kalangan umat Islam terdapat dua pendapat yang saling berseberangan. Sebagian mereka mengatakan syafaat di akhirat tidak ada. Sebagian yang lain mengatakan syafaat itu ada.
Baca: Syafaat di Mata Orang Kafir
Mereka yang mengatakan syafaat tidak ada merujuk kepada ayat-ayat berikut:
“Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat ketika hati (menyesak) sampai ke kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman seorang pun dan tidak pula mempunyai pemberi syafaat yang diterima syafaat-nya.” (Al-Mukmin/40:18)
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam (neraka) Saqar? Mereka menjawab, ’Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan tidak memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.” (Al-Mudatsir/74:42-48)
Baca juga: Al-Marid, ketika Al-Qur’an Bicara tentang Penyakit
Adapun mereka yang berpendapat bahwa ada syafaat pada hari akhir merujuk kepada ayat-ayat berikut:
“Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafaat; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakininya.” (Az-Zukhruf/43:86)
“Dan tiadalah berguna syafaat disisi Allah melainkan bagi orang-orang yang diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, ’Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?’ Mereka menjawab, ’(Perkataan) yang benar’. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Saba’/34:23)
Pendapat kedua tampaknya lebih kuat dari yang pertama, sebab ayat-ayat yang dijadikan rujukan untuk mengatakan syafaat tidak ada adalah syafaat yang ditujukan untuk orang-orang kafir.
Baca juga: Ashabulkahfi, Kisah Penghuni Gua selama 309 Tahun
Artinya benar tidak ada syafaat untuk orang-orang kafir, tetapi pernyataan ini tidak bisa digeneralisasikan berlaku untuk orang-orang beriman. Orang-orang kafir mengaku bahwa tuhan-tuhan yang mereka ibadahi akan memberi syafaat di sisi Allah (Yunus/10:18).
Pernyataan ini dibantah oleh Allah dalam Az-Zumar/39:43-44. “Bahkan mereka mengambil pemberi syafaat selain Allah. Katakanlah, ’Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?’ Katakanlah, ’Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan’.”
Baca juga: Al-Hawariyun, Pengikut Setia Nabi Isa
Oleh sebab itu tepat kiranya simpulan yang diberikan oleh Yusuf Qardlawi dalam buku Bagaimana Bersikap terhadap Sunah bahwa syafaat ada dengan dua syarat:
Atas Perkenan Allah
“… Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya?” Al-Baqarah/2:255)
Orang yang Bertauhid
“Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” Al-Anbiya/21:28)
Jadi, syafaat pada hari akhirat memang ada. Namun tidak secara otomatis seseorang akan mendapatkannya dan tidak setiap orang diberi izin untuk memberi syafaat. Oleh sebab itu jika kita berharap untuk memperoleh syafaat, maka posisikan diri kita pada posisi yang diridai Allah SWT! (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni