Tagar.co

Home » Tugu Titik Nol Surabaya, Penanda Jarak dan Simbol Budaya
Tugu Titik Nol Surabaya bukan sekadar penanda dimulainya ukuran jarak antar kota di provinsi ini. Tapi juga simbol budaya yang menggambarkan dinamika pembangunan.

Tugu Titik Nol Surabaya, Penanda Jarak dan Simbol Budaya

Tugu Titik Nol Surabaya bukan sekadar penanda dimulainya ukuran jarak antar kota di provinsi ini. Tapi juga simbol budaya yang menggambarkan dinamika pembangunan.
Tugu Titik Nol Surabaya di sudut utara Kantor Gubernur Jawa Timur Jalan Pahlawan Surabaya. (Tagar.co/Sugeng Purwanto)

Tugu Titik Nol Surabaya bukan sekadar penanda dimulainya ukuran jarak antarkota di provinsi Jawa Timur. Tapi juga merupakan simbol budaya yang menggambarkan dinamika pembangunan.

Tagar.co – Jika melintasi depan Kantor Gubernur Jawa Timur Jalan Pahlawan Surabaya bakal menjumpai relief yang mencolok mata. 

Seringkali di tempat itu dikunjungi warga untuk berfoto. Itulah Tugu Titik Nol Surabaya. Dari titik inilah diukur jarak kilometer kota-kota di Jawa Timur.

Dulu sekali titik nol hanya berupa patok yang ditancapkan di pinggir pagar depan Kantor Gubernur Jatim. Posisinya segaris dengan Tugu Pahlawan. Di ujung patok ada angka nol dan tulisan Surabaya dengan cat merah.

Patok ini tak menarik perhatian sama sekali kecuali bagi orang yang penasaran mencari lokasi titik nol. 

Sekitar tahun 2000-an ada perubahan. Di belakang patok itu dibangun tugu titik nol di dalam pagar kantor. Wujudnya berupa tugu dengan angka nol besar dalam taman kecil. 

Kemudian pada tahun 2018 di zaman Gubernur Jatim Soekarwo membangun tanda titik nol yang lebih menarik berupa relief simbol dinamika pembangunan Jawa Timur. 

Lokasinya patok digeser ke sudut utara kantor gubernur. Di belakang patok dipasang tulisan titik nol ukuran besar.  

Di samping kiri patok dibangun relief ukuran besar dari perunggu. Pembuat relief ini seniman dari Bali I Nyoman Nuarta. Di kanan relief ada tulisan besar Jawa Timur. 

Relief berupa budaya yang mewakili Jawa Timur. Di sisi kanan ada karapan sapi mewakili budaya masyarakat Madura.  Di tengah tiga penari gandrung Banyuwangi simbol wilayah timur, di depannya ada dua penari remo mewakili budaya ibu kota Surabaya dan sekitarnya. 

Paling kanan reog Ponorogo berupa barongan dan dadak merak bersama dua penari ganongan. Ini mewakili budaya masyarakat Mataraman di wilayah barat.

Baca juga: Kota Lama Surabaya, Menghidupkan Zaman Kolonial

Tugu baru titik nol ini diresmikan Gubernur Soekarwo  pada hari Jumat, 28 Desember 2018.

Gubernur Soekarwo saat peresmian menjelaskan, tugu ini simbol yang berisi pesan kepada masyarakat bahwa Jawa Timur berhasil meraih anugerah Parasamya Purna Karya Nugraha tingkat nasional berturut-turut. 

Ini penghargaan yang diberikan pemerintah pusat atas keberhasilan pembangunan fisik, ekonomi, sosial, keamanan di Jawa Timur. Karena itu tugu titik nol dinamakan Parasamya Purna Karya Nugraha.

Saat HUT Provinsi Jatim 12 Oktober 2016 Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta Gubernur Soekarwo mengabadikan prestasi Jawa Timur supaya menjadi tetenger yang bisa memberi semangat masyarakat untuk terus melanjutkan.

Prestasi itu lantas diwujudkan dalam tugu titik nol ini. Gubernur Karwo berharap keberadaan tugu ini dapat mengingatkan masyarakat terkait prestasi Jatim, sehingga dapat terus bahu-membahu dalam menjaga kebudayaan dan meningkatkan perekonomian.

Kini tugu titik nol menjadi satu objek wisata yang sering dikunjungi warga untuk berfoto.

Penulis/Penyunting Sugeng Purwanto

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *