Dampak TikTok pada Budaya Digital
TikTok adalah contoh sempurna dari bagaimana teknologi dapat mengubah budaya secara mendalam. Sebagai masyarakat, perlu bijak dalam memanfaatkan teknologi ini.
Opini oleh Umi Fauzia Yuniarsih, Pengamat Media Sosial, Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Lumajang.
Tagar.co – TikTok telah menjadi salah satu fenomena terbesar dalam dunia media sosial sejak diluncurkan pada tahun 2016. Dengan format video pendeknya yang unik dan algoritma canggih, TikTok berhasil menarik perhatian miliaran pengguna di seluruh dunia. Namun, popularitas TikTok juga membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif, pada budaya digital kita.
Salah satu alasan utama kesuksesan TikTok adalah formatnya yang memungkinkan pengguna mengekspresikan kreativitas mereka dalam durasi pendek. Ini membuat konten lebih mudah diakses dan dicerna oleh audiens yang memiliki rentang perhatian yang semakin pendek. TikTok juga menyediakan berbagai alat kreatif, seperti filter, efek, dan musik, yang memudahkan pengguna untuk menghasilkan konten menarik tanpa memerlukan keterampilan teknis yang tinggi.
TikTok telah membuka jalan bagi banyak individu untuk menunjukkan kreativitas mereka. Banyak pengguna yang sebelumnya tidak memiliki platform untuk mengekspresikan diri kini dapat berbagi karya mereka dengan audiens global.
Komunitas dan Konektivitas
TikTok memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki minat yang sama. Hal ini menciptakan komunitas yang kuat dan mendukung, yang sering kali tidak terbentuk di platform media sosial lainnya.
Banyak pengguna TikTok yang berhasil mengubah popularitas mereka menjadi karier yang menguntungkan. Selebgram TikTok dan influencer dapat menghasilkan pendapatan dari iklan, kemitraan merek, dan konten sponsor.
TikTok telah menghadapi kritik karena praktik pengumpulan data yang agresif. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan India, telah mempertimbangkan atau menerapkan larangan terhadap aplikasi ini karena kekhawatiran terkait keamanan nasional.
Baca juga: Diskusi, Wadah Pembelajaran dan Pertumbuhan Manusia
TikTok sering kali menjadi platform bagi konten yang tidak pantas atau berbahaya, terutama bagi pengguna muda. Meskipun TikTok memiliki pedoman komunitas, pengawasan terhadap konten yang diunggah masih menjadi tantangan.
Soal ketergantungan dan kesehatan mental, ada kekhawatiran bahwa penggunaan TikTok yang berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan dan berdampak negatif pada kesehatan mental, terutama di kalangan remaja.
Kontroversi TikTok di AS
Pada tahun 2023, TikTok kembali menjadi sorotan di Amerika Serikat karena kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data. Pemerintah AS mengklaim bahwa data pengguna TikTok dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok, mengingat perusahaan induk TikTok, ByteDance, berbasis di Tiongkok.
Meskipun TikTok berulang kali membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa data pengguna AS disimpan di server yang berlokasi di luar Tiongkok, ketegangan politik dan keamanan nasional tetap mempengaruhi persepsi publik terhadap aplikasi ini (TikTok).
Baca juga: Pelicin di Negeri Pencoleng
Selain itu, beberapa laporan media menyebutkan TikTok telah diminta untuk menjual operasi AS-nya atau menghadapi kemungkinan larangan total. Hal ini menimbulkan ketidakpastian bagi jutaan pengguna dan pembuat konten yang telah membangun karier mereka di platform ini. Kasus ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh platform media sosial global dalam menavigasi peraturan privasi data dan keamanan yang berbeda di berbagai negara.
TikTok telah merevolusi cara kita berinteraksi dengan konten digital dan menyediakan platform bagi banyak orang untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan dunia. Namun, dengan popularitasnya yang besar, datang pula tanggung jawab untuk mengelola dampak negatifnya. Penting bagi pengguna, orang tua, dan pembuat kebijakan untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat.
TikTok adalah contoh sempurna dari bagaimana teknologi dapat mengubah budaya secara mendalam. Sebagai masyarakat, perlu bijak dalam memanfaatkan teknologi ini, memastikan bahwa kita menikmati manfaatnya tanpa mengabaikan risiko yang mungkin timbul. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni