Muktamar tikus berlangsung untuk menghadapi serangan kucing yang semena-mena. Seekor tikus kecil punya ide brilian. Tapi siapa yang berani mengeksekusinya: mengalungkan lonceng ke leher kucing?
Tagar.co – Para tikus sedang serius melakukan muktamar luar biasa yang dihadiri oleh semua level usia. Mereka merasa prihatin atas keganasan para kucing yang secara semena-mena memangsa para tikus dengan kejam. Maka harus ada solusi untuk menghadapi krisis ketikusan tersebut agar tidak mengalami kepunahan.
Muktamar dipimpin oleh tetua tikus. Ada yang mengusulkan agar mereka hijrah, ada yang menyarankan agar mengorbankan yang tua untuk menjadi santapan kucing, ada yang pasrah terhadap nasib dan takdirnya.
Perdebatan berlangsung sengit namun mengalami jalan buntu alias deadlock. Suasana menjadi hening, semua menghela nafas panjang. Semua menundukkan kepala meratapi nasib yang akan menimpanya.
Keheningan tersebut tiba-tiba pecah ketika seokor tikus kecil mengacungkan tangan memberanikan diri memberi usulan.
“Begini ketua, ada baiknya kita gantungkan lonceng di leher kucing, sehingga kalau ada kucing yang datang kita tahu, lari dan sembunyi.”
Suasana muktamar menjadi riuh antara yang mendukung dan menentang seperti isu tambang.
Tetua tikus sebagai ketua sidang muktamar memukul meja untuk menenangkan jemaah tikus yang terhormat. Dia berkata: “Arra’yu shawab, walakin, man alladzi yu’aliqol jaros fi ‘unuqil kit? (Wahai anak muda, idemu sangat cemerlang, tetapi siapa yang berani mengalungkan lonceng itu ke leher Kucing?).”
Suasana kembali hening dengan lamunan masing-masing.
Cerita ini saya peroleh pada mata pelajaran Mutalaah di pondok dulu. Kisah-kisah imajiner yang kaya akan makna. Moral story-nya adalah sebaik apapun ide yang kita miliki jika tidak bisa dieksekusi dengan baik maka tinggal ide belaka.
Sebagus apapun program kerja kita, ketika tidak ada yang melaksanakan maka akan sia-sia.
Sering kali anak muda memiliki ide brilian dalam setiap momen, namun kadang kurang holistik dalam memahami realitas. Karenanya gagasan yang baik harus didukung, dilaksanakan, dieksekusi oleh orang yang kompeten pula. Artinya, sebuah ide bukan hanya harus cemerlang, namun juga harus bisa dilaksanakan. (#)
Penulis Aji Damanuri Penyunting Mohammad Nurfatoni