Telaah

10 Perbuatan yang Tergolong Zalim

×

10 Perbuatan yang Tergolong Zalim

Sebarkan artikel ini
Apa makna zalim? Perbuatan apa saja yang tergolong zalim? Bagaimana setan memperdaya orang dengan kezaliman?
10 Perbuatan yang Tergolong Zalim (Ilustrasi freepik.com premium)

Apa makna zalim? Perbuatan apa saja yang tergolong zalim? Bagaimana setan memperdaya orang dengan kezaliman? 

Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM). 

Tagar.co – Zalim berarti orang yang aniaya atau orang yang meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya (Iawan dari kata adil). Kata zalim disebut sebanyak 5 kali yaitu dalam Surat An-Nisa’/4:75; Al-Kahfi/18:35; Al-Furqan/25:27; Al-Ahzab/33:32; dan Ash-Shaffat/37:133. Sedangkan bentuk jamaknya, zalimuna disebut sebanyak 33 kali dan zalimina sebanyak 91 kali. 

Perbuatan-perbuatan zalim yang disebut dalam Al-Qur’an antara lain: 

1. Syirik

Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah (syirik) benar-benar kezaliman yang besar” (Lukman/31:13). 

Ketika turun surat Al An’am/6:82 “Orang-orang yang beriman tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”, beberapa sahabat bersedih karena “zalim” bisa berarti dosa yang besar maupun yang kecil. Padahal tidak satu pun di antara mereka yang merasa bebas dari perbuatan dosa. 

Baca juga: Firaun, Simbol Penguasa Sewenang-wenang

Ketika mereka meminta penjelasan Nabi Saw tentang makna ayat di atas, beliau menjawab, “(Maksud) ayat ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Apakah kalian tidak ingat kisah Luqman yang memberi nasehat kepada anaknya dalam Al-Quran (Lukman/31:13)” 

Jadi, dalam hal ini yang dimaksud kezaliman adalah syirik (baca Abu Ameenah Bilal Philgis, Menolak Tafsir Bid’ah). 

2. Mengusir dan Mengancam Dai 

Orang-orang kafir berkata kepada rasul-rasul mereka, “Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami.” Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, “Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu” (lbrahim/14:13-14). 

Baca Juga:  Sunah Allah

Tugas-tugas menyampaikan risalah Islam itu sekarang diteruskan oleh para dai. Oleh sebab itu musuh-musuh para dai yang menghalangi, mengancam, atau mengusirnya pun akan dibinasakan Allah. 

3.  Tidak Berhukum dengan Hukum Allah 

Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. (Al Maidah/5:45). 

Banyak negara yang penduduknya mayoritas Muslim, masih banyak yang belum menggunakan hukum Islam dalam tatanan bermasyarakatnya. Padahal, hukum Islam tidak akan tegak jika tidak ada institusi yang menegakkannya. 

4. Menaati Setan 

Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu menyekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu’. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu mendapat siksaan yang pedih (lbrahim/14:22). 

Baca jugaBelajar dari Dakwah Nabi Musa pada Firaun 

Setan akan berlepas diri dari apa yang pernah dijanjikannya. Oleh karena itu jika ada orang yang mengajak kita untuk mendapatkan kesenangan dengan melanggar syariat, maka harus kita sadari bahwa “sesuatu yang menyenangkan” itu palsu dan menyesatkan. 

Baca Juga:  Nazir, Bentuk-Bentuk Peringatan Allah

5. Menutupi Kebenaran

“… dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah (kesaksian) dari Allah yang ada padanya?” (Al-Baqarah/2:140). Kesaksian dari Allah dalam Taurat dan Injil, tentang akan datangnya utusan Allah, Muhammad saw dan tidak Yahudinya/Nasraninya Ibrahim as telah ditutupi oleh sebagian ahlul kitab (lihat catatan kaki Terjemah Al-Qur’an, Departemen Agama). 

6. Melanggar Batas-Batas Allah 

“… itulah batas-batas Allah, maka janganlah kamu sekalian melanggarnya. Barang siapa melanggar batas-batas Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Al Baqarah/ 2:230). Allah telah menetapkan batas-batas bagi manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Batas-batas itu memuat permasalahan akidah, ibadah, akhlak, maupun pembuatan undang-undang yang mengatur tata cara bermasyarakat. Batas-batas itu tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadis, dan pelanggaran terhadapnya itulah kezaliman. 

7. Mengikuti Hawa Nafsu dengan Meninggalkan Syariat 

“Maka apabila mereka tidak dapat menjawab (tantangan)mu, ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsunya dengan tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang zalim” (Al-Qashash/28:50). Keterangan ini bukan berarti penidakbolehan mengikuti keinginan-keinginan manusia, tetapi semua keinginan-keinginan yang diikuti harus dalam batas-batas dibolehkan syariat. Di beberapa ayat (seperti dalam surat Al-Furqan/25:43) Allah menyindir adanya manusia yang menuhankan hawa nafsunya. Hal ini merupakan isyarat bahwa dorongan-dorongan hawa nafsu memberi peluang untuk melanggar syariat. 

8. Berbohong pada Allah 

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya?” (Al-An’am/6:21). Termasuk dalam katagori berdusta kepada Allah adalah menghalalkan yang diharamkan atau mengharamkan yang dihalalkan Allah. Atau bisa juga menafsirkan Al-Qur’an tidak sesuai dengan makna yang sebenarnya, melainkan penafsirannya disesuaikan dengan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Pelaku kebohongan ini biasanya dilakukan oleh orang yang pengetahuan agamanya cukup luas. 

Baca Juga:  Syafaat Menurut Al-Qur'an

9. Mencaci dan Menggunjing Orang Islam 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum menghina kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang dihina itu) lebih baik dari pada yang menghina. Dan janganlah sekelompok wanita menghina sekelompok wanita yang lain, boleh jadi mereka (yang dihina) lebih baik dari yang menghina. Dan janganlah kamu sekalian menghina dirimu sendiri, dan janganlah saling memanggil antara kamu dengan julukan (panggilan) yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah kefasikan setelah iman. Dan barang siapa tidak bert0bat maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (Al-Hujurat/49:11). 

10. Masa Bodoh terhadap Peringatan Ayat-Ayat Allah 

“Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhannya (Allah) kemudian ia berpaling dari-Nya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya?” (Al-Kahfi/18:57). Ayat-ayat Allah terbentang dalam alam dan tertulis dalam Kitab-Nya, tidak adakah dari ayat-ayat itu yang bisa mendekatkan kita kepada Allah? 

Siapapun pelaku kezaliman, tidak akan dicintai Allah SWT. Meniadakan perilaku zalim dalam diri kita, menghantarkan kita keharibaan cinta-Nya. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni